Bisnis.com, MAJALENGKA - Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jawa Barat melalui Cabang Dinas Pendidikan (Cadisdik) Wilayah IX Jabar menggandeng budayawan untuk menumbuhkan geliat literasi di sekolah.
Kepala Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan wilayah IX Provinsi Jawa Barat Dewi Nurhulaela mengatakan di era serba digital ini budaya literasi, khususnya membaca dan menulis di kalangan siswa cenderung terkikis.
Padahal budaya literasi sendiri sangat erat kaitannya dengan pelajar yang dituntut membaca, menulis hingga mendengarkan untuk mengembangkan wawasan.
Namun dewasa ini, seiring kemajuan teknologi sesuatu hal yang bersifat visual lebih digandrungi disandingkan membaca atau menulis.
"Karena budayawan itu memiliki ciri dan karakter saat mengekspresikan ide dan gagasannya. Ini nilai jualnya. sehingga siswa tidak jenuh serta bosan dalam menerima penyampaian materinya," ujar Dewi, Kamis (3/11/2022).
Dewi menyampaikan, tujuan menggandeng budayawan maupun praktisi literasi tersebut agar lingkungan pendidikan menjadi basis yang sangat strategis untuk mengembangkan budaya membaca dan menulis. Upaya tersebut salah satunya telah dilaksanakan SMAN 1 Maja Kabupaten Majalengka sebagai sekolah pilot project yang juga mengobarkan semangat literasi dengan melibatkan budayawan.
"Kita harapkan, nantinya pola dan strategi semacam ini dapat ditiru dan diikuti oleh sekolah lainnya. Karena selain di SMAN 1 Maja ini beberapa sekolah lainnya juga memiliki program gerakan literasi di sekolah," jelas Dewi.
Sementara itu, budayawan sekaligus penulis asal Majalengka Oom Somara de Uci menuturkan banyak manfaat yang diperoleh melalui membaca. Lantaran dapat meningkatkan dan memperluas wawasan dan pengetahuan.
"Dan juga cakrawala tentang beragam informasi yang hadir saat ini maupun di masa lalu. Ini dapat menunjang sumber ilmu pengetahuan," katanya.
Selain membaca, dia melanjutkan, menulis merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat untuk mempertajam daya analisisa terhadap suatu persoalan. Dengan menulis pula, lanjut dia, otak kita akan semakin terasah dan akhirnya memiliki pemikiran yang tajam dan kritis terhadap beragam persoalan.
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat Dedi Supandi mengatakan peserta didik sebagai generasi penerus bangsa tidak hanya dituntut pintar dalam bidang pelajaran. Di sisi lain, diperlukan kemampuan berpikir kritis guna membantu dalam mengambil keputusan. Untuk mencapai itu, maka perlu adanya budaya literasi yang baik.
Menurut dia, dengan adanya budaya atau tradisi literasi yang baik maka akan membawa kemajuan baik secara individu, masyarakat maupun bangsa. Karena itu, dia mendukung bilamana ada komunitas maupun kelompok yang menggelorakan semangat literasi di sekolah.
“Karena literasi ini bukan sekadar kemampuan membaca atau menulis ya, tapi lebih dari itu. Literasi ini luas, berkaitan dengan setiap individu untuk memaksimalkan potensi dan keterampilannya,” pungkasnya.