Bisnis.com, BANDUNG -- Gubernur Jabar Ridwan Kamil ajak para wali kota dari negara G20 untuk menguatkan kolaborasi pada isu-isu yang saat ini mengemuka secara global. Mulai dari transisi energi, transportasi ramah lingkungan, peluang pekerjaan baru, dan isu kesehatan mental.
"Ada tiga disrupsi yang saat ini terjadi di dunia yaitu pandemi COVID-19, perkembangan teknologi 4.0 yang akan berkembang menjadi 5.0 dan 6.0 kemudian disrupsi pemanasan global. Ketiga hal ini perlu solusi yang dapat ditemukan melalui kolaborasi dalam persaingan saat ini," ujarnya pada pembukaan U20 Mayor Summit 2022 yang dikutip dalam rilis Humas, Rabu (31/8/2022).
Menurut Ridwan Kamil, kerja sama atau kolaborasi antardaerah diperlukan terlebih ada dampak dari invasi Rusia ke Ukraina yang berpengaruh pada pasokan energi maupun bahan pangan.
"Melalui kerja sama antardaerah ini kita harus saling memahami, sering melakukan pertemuan, dan berkomunikasi apapun agendanya untuk membahas masa depan. Perencanaan yang bagus dapat menjadikan masa depan yang lebih baik," kata Ridwan Kamil.
Kang Emil-- sapaan karib Gubernur Ridwan Kamil -- menyebutkan, peluang kerja sama antardaerah yang dapat dibahas yaitu masalah transisi energi, transportasi ramah lingkungan, dan pekerjaan baru.
Gubernur menyambut baik amanat dari Sekretaris Jendral United Cities Local Government (UCLG) Emilia Saiz yang menekankan kesehatan mental dari masyarakat sebuah kota.
"Tadi Bu Emilia menyinggung soal kesehatan mental. Kami anggap itu juga penting karena ketika di zaman keterbukaan sosial seperti saat ini memunculkan tingkat stres yang tinggi," ucapnya.
Di sisi lain, Ridwan Kamil tak lupa mengingatkan para wali kota dengan keragaman geografi dan karakter penduduk di Indonesia. Khususnya di Jabar yang mayoritas tinggal di desa perlu diperhitungkan dan dilibatkan dalam pembangunan.
Menurutnya, kota yang inklusif adalah kebutuhan masyarakat yang disesuaikan dengan kebutuhan perkembangan dunia saat ini. Bagi Jabar, inklusivitas penting mengingat 92 persen warga tinggal di desa.
"Saya tidak bisa hanya memikirkan masalah perkotaan tetapi sebagai Gubernur saya juga harus menyeimbangkan pembangunan di desa. Makanya saya membuat Desa Digital dan banyak hal lain sebagai konsep inklusif," jelasnya.
Dengan Desa Digital, diharapkan pembangunan di kota dan di desa seimbang yang akan mengurangi gap atau kesenjangan selama ini.
"Jadi kita harus inklusif, perkembangan penduduk di kota dan di desa terdapat keseimbangan untuk sama-sama memecahkan masalah-masalah tadi," katanya.
Kang Emil menambahkan, U20 Mayor Summit merupakan momen yang berharga dan diharapkan akan ada rekomendasi yang dibawa pada puncak G20 di Bali November mendatang.
Selanjutnya, usai mengikuti Mayors Summit U20 di DKI Jakarta, para wali kota anggota U20 akan disuguhi pengalaman menjalin keakraban ditemani udara sejuk Bogor yang dikemas dalam Mayors Retreat U20.
"Di Bogor karena udaranya sejuk serta dengan suasana hijau. Kita bisa rehat sejenak setelah berdiskusi banyak di Jakarta terkait isu perkotaan," tutup Kang Emil.