Bisnis.com, BANDUNG - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki menilai perempuan memiliki andil besar dalam meningkatkan taraf perekonomian nasional salah duanya dari sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) serta koperasi.
Hal tersebut dikatakan Teten lantaran saat ini dominasi pelaku UMKM di Tanah Air merupakan perempuan. Maka menurutnya peran perempuan dalam menjalankan roda UMKM perlu diberdayakan guna mendukung pemerataan ekonomi.
"Mayoritas pelaku UMKM di Indonesia adalah perempuan, dengan presentasi sebesar 64,5 persen," kata Teten dalam acara Transformasi Koperasi Digital oleh Digital Economy Working Group (DEWG) dalam rangkaian G20 di Kota Bandung, Senin (15/8/2022).
Menurutnya potensi ekonomi dari UMKM yang dikelola oleh perempuan harus terus digali. Di antaranya, kata dia, dengan mengonsolidasi UMKM perempuan dalam wadah koperasi.
"Sehingga mereka dapat mengakses beragam fasilitas dan manfaat yang dimiliki oleh koperasi," kata dia.
Tidak sampai di sana, dorongan yang sama juga harus dilakukan menyoal digitalisasi UMKM dan koperasi lantaran saat ini digitalisasi merupakan sebuah keniscayaan untuk meningkatkan kemandirian.
Sementara itu, Deputi Bidang Perkoperasian Kemenkop UKM Ahmad Zabadi mengatakan saat ini sektor koperasi yang mayoritas dikelola oleh kaum hawa ini juga memiliki peranan vital dan potensial.
Tidak hanya menjadi soko guru perekonomian, nantinya koperasi tersebut juga bisa menjadi wadah untuk perempuan dalam hal pendidikan dan pelatihan guna meningkatkan kualitas hidup perempuan.
"Koperasi bisa menciptakan peluang bagi wanita untuk membantu diri sendiri dan tidak banyak terhambat oleh ideologi patriarki yang mengutamakan pria, karena dalam koperasi, semua anggota mempunyai hak dan kewajiban yang sama," kata Ahmad.
Saat ini, menurutnya pemerintah terus berupaya memperkuat kebijakan dan program transformasi digital koperasi dan UMKM dengan menyusun target 30 juta UMKM yang menerapkan digitalisasi, 500 koperasi modern, dan 17,6 persen kontribusi ekspor UMKM pada tahun 2024.
"Semua ini menjadi ikhtiar agar kekuatan ekonomi digital Indonesia dapat dimanfaatkan sepenuhnya untuk kesejahteraan masyarakat seluas-luasnya," kata Ahmad. (K34)