Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Peternak Sapi di Cirebon Berharap Dana Kerohiman untuk Sapi yang Mati karena PMK

Kelompok peternak sapi di Desa Jatimerta, Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon, mengharapkan adanya dana santunan dari pemerintah daerah untuk setiap sapi mati akibat penyakit mulut dan kuku (PMK).
Dokter Hewan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Indramayu memeriksa sapi yang baru tiba di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Indramayu, Jawa Barat, Rabu (18/5/2022). Pemprov Jawa Barat akan menerapkan Micro Lockdown atau Pembatasan Mikro hewan ternak untuk mencegah penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dengan memperketat pemeriksaan hewan ternak yang masuk ke Jawa Barat./Antara
Dokter Hewan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Indramayu memeriksa sapi yang baru tiba di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Indramayu, Jawa Barat, Rabu (18/5/2022). Pemprov Jawa Barat akan menerapkan Micro Lockdown atau Pembatasan Mikro hewan ternak untuk mencegah penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dengan memperketat pemeriksaan hewan ternak yang masuk ke Jawa Barat./Antara

Bisnis.com, CIREBON - Kelompok peternak sapi di Desa Jatimerta, Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon, mengharapkan adanya dana santunan dari pemerintah daerah untuk setiap sapi mati akibat penyakit mulut dan kuku (PMK).

Peternak sapi Jatimerta Jumadi menyebutkan selama wabah PMK melanda Kabupaten Cirebon, sebanyak 15 ekor sapi yang berada di kelompoknya mati akibat terpapar PMK.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 11 ekor terpaksa dipotong paksa dan empat lainnya mati di tempat.

"Kerugian sudah sampai ratusan juta. Pengennya ada dana kerohiman untuk setiap sami yang mati, karena jelas-jelas ini kerugian buat para peternak. Stok yang kami miliki tinggal 203 ekor," kata Jumadi di Kabupaten Cirebon, Kamis (7/7/2022).

Jumadi menyebutkan, bantuan yang didapatkan dari pemerintah saat ini hanya berupa bantuan obat bagi sapi PMK beserta pemeriksaan secara gratis 24 jam.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Bupati Cirebon Wahyu Tjiptaningsih menyebutkan pemerintah Kabupaten Cirebon tidak ada anggaran untuk dana kerohiman bagi setiap sapi yang mati akibat PMK.

Dalam penanganan wabah PMK, Pemerintah Kabupaten Cirebon terpaksa menggunakan anggaran belanja tidak terduga. Diutamakan untuk vaksinasi dan obatan-obatan bagi hewan ternak.

"Sementara ini belum ada. Upaya pencegahan ekstra sedang kami lakukan," katanya.

Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak terjadi 52 desa wilayah Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.

Berdasarkan data dari Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Cirebon, 52 desa tersebut tersebar mulai dari wilayah barat hingga timur Kabupaten Cirebon.

Sekretaris Distan Kabupaten Cirebon Encus Suswaningsih mengatakan, jumlah hewan ternak yang terpapar PMK hingga Kamis (7/7/2022) mencapai 1.545 ekor.

Ribuan ekor tersebut terdiri dari, 1.170 ekor sapi potong, 25 ekor sapi perah, 340 ekor kerbau, dan 10 ekor domba.

"Ribuan ekor sapi yang terpapar PMK itu tersebar di 32 kecamatan. Beberapa kecamatan di antaranya, Tengah Tani, Talun, dan Gunung Jati," kata Encus saat dihubungi Bisnis.com, Kamis (7/7/2022).

Selama wabah PMK melanda, Distan Kabupaten Cirebon mencatat sebanyak 9 ekor hewan ternak mati, 75 ekor dipotong paksa, dan 565 lainnya berhasil sembuh.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hakim Baihaqi
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper