Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ridwan Kamil Masuk 5 Besar Kandidat Kuat Capres 2024

Sosok Gubernur Jawa Barat Ridwan berada di peringkat lima dengan elektabilitas 3,8 persen.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil
Gubernur Jabar Ridwan Kamil

Bisnis.com, BANDUNG - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil masuk lima besar kandidat calon presiden pada Pilpres 2024 berdasarkan survei yang dilalukan Median. 

Survei yang dilakukan lembaga survei anggota Asosiasi Riset dan Opini Publik Indonesia (Aropi) ini mengambil data pada 1-7 Maret 2022 kepada 1.200 responden yang memiliki hak pilih.

Direktur Eksekutif Median Rico Marbun memaparkan berdasarkan pada pertanyaan tertutup, muncul 10 besar elektabilitas calon presiden. Sosok Gubernur Jawa Barat Ridwan berada di peringkat lima dengan elektabilitas 3,8 persen.

Di atasnya terdapat Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono dengan 5,1 persen, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo 13,1 persen, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan elektabilitas 14,4 persen.

"Peringkat pertama Prabowo Subianto dengan 20,1 persen," kata Rico dalam siaran pers yang diterima, Rabu (30/3/2022). 

Sedangkan pada pertanyaan tertutup untuk calon wakil presiden yang akan dipilih responden, Ridwan Kamil berada di peringkat pertama dengan 5,8 persen.

Disusul AHY dengan 5,5 persen, Muhaimin Iskandar 5,3 persen, Airlangga Hartarto 4 persen, dan Susi Pudjiastuti 3,2 persen.

Direktur Eksekutif Instrat Ridwansyah Yusuf Achmad menilai survei tersebut menunjukkan Ridwan Kamil sebagai kandidat calon wakil presiden yang paling potensial dipilih masyarakat.

"Indikasi lainnya, mulai banyak bermunculan deklarasi-deklarasi dukungan untuk Ridwan Kamil dari berbagai daerah," kata dia. 

Hal ini sekaligus menjadi modal politik bagi mantan wali kota Bandung itu untuk maju ke dalam kontestasi tersebut. 

Bahkan,menurutnya bukan tidak mungkin Ridwan Kamil menjadi kandidat calon presiden paling potensial mengingat masa pemilihan yang masih dua tahun lagi. 

"Sekarang saja dari survei bisa masuk lima besar. Bisa jadi kuda hitam, seiring waktu dan dinamika politik yang ada," katanya. (K34) 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dea Andriyawan
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper