Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Vaksinasi di Jabar Menurun, Tapi Masih Tertinggi Dibanding Provinsi Lain

Ketua Divisi Percepatan Vaksinasi Covid-19 Jawa Barat Dedi Supandi mengatakan pada 28 Agustus 2021, capaian vaksin Covid-19 di Jabar pernah mencapai angka 434.000.
Ketua Divisi Percepatan Vaksinasi Covid-19 Jawa Barat Dedi Supandi
Ketua Divisi Percepatan Vaksinasi Covid-19 Jawa Barat Dedi Supandi

Bisnis.com, BANDUNG — Vaksinasi Covid-19 per hari di Jawa Barat ditenggarai mengalami penurunan menjelang akhir tahun 2021 ini. Namun, Jawa Barat masih tertinggi disandingkan sejumlah provinsi lainnya.

Ketua Divisi Percepatan Vaksinasi Covid-19 Jawa Barat Dedi Supandi mengatakan pada 28 Agustus 2021, capaian vaksin Covid-19 di Jabar pernah mencapai angka 434.000.

Satu bulan kemudian, yaitu seiring dibentuknya Divisi Percepatan Vaksinasi Covid-19 oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, capaian vaksinasi di Jabar berada di posisi puncak. Dimana bulan September 2021, capaian vaksinasi Covid-19 di Jabar mampu mencapai 464.000 per hari.

Namun memasuki Desember 2021 ini capaian vaksinasi Covid-19 cenderung mengalami penurunan."Yang biasanya per hari bisa mencapai 545, Desember ini turun. Tapi bukan provinsi kita saja," ujar Dedi Supandi pada sharing sessions Outlook Jabar 2022 yang digelar Pokja PWI Gedung Sate, di Bandung, Kamis (9/12/2021).

Dedi mengatakan, menjelang akhir tahun 2021 ini capaian vaksinasi Covid-19 di Jawa Barat kini berada di 162.000 per hari. Namun jumlah tersebut, masih paling tinggi disandingkan beberapa provinsi lainnya.

"Ini masih paling tinggi, kita 162 dibandingkan Jawa Timur hanya 140, Jateng 130, bahkan DKI hanya 25 ribu dosis per hari," katanya.

Menurutnya penurunan capaian vaksinasi Covid-19 ini bukan karena kurangnya target vaksin, mengingat saat ini vaksin surplus 2 juta dosis. Hanya saja ada sejumlah faktor, salah satunya sudah mulai sulit mencari masyarakat yang mau divaksin.

"Faktor kedua, banyak teman teman lansia dan di desa, dia tidak memiliki KTP. Dan pada saat mau dilakukan vaksin, puskemas menolak jika tidak ada NIK," katanya.

Karena itu, pihaknya sudah mengajukan agar menggelar rapat khusus antara Dinsos serta Disdukcapil untuk mengatasi persoalan tersebut.

"Caranya tapi dengan kabupaten kota. Saya minta nanti, kalau road show bareng ke salah satu titik, pada orang itu mau divaksin tapi tidak punya NIK, ya bikin saja NIK-nya, pembuatan KTP sekaligus dengan vaksin. Karena puskemas menolak jika tidak memiliki NIK. Karena bagaimanapun melakukan vaksin tidak akan masuk data jika tidak memiliki NIK," paparnya.

Pihaknya juga mewacanakan agar masyarakat yang hendak menerima bantuan sosial (bansos), agar memiliki kartu vaksin. Karena itu, diperlukan sinergitas juga dengan Dinsos.

"Saya pengen begitu dari sekarang. Jadi langkah langkah itu yang saya ingin sampaikan kepada Pak Gubernur," katanya.

Pihaknya masih berupaya meningkatkan capaian vaksin Covid-19 di Jabar untuk kalangan lansia. Mengingat lansia, termasuk salah satu kalangan yang menjadi perhatian di mana banyak dari mereka yang ingin melaksanakan vaksinasi namun tidak memiliki KTP.

"Seperti Sumedang itu bagus capaian vaksinnya, tapi lansia rendah. Untuk vaksinasi lansia paling tinggi di berada di Kabupaten Sukabumi," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper