Bisnis.com, CIREBON - Pemerintah Kota Cirebon menyatakan pandemi Covid-19 terbukti menambah jumlah warga miskin. Pemerintah daerah, saat ini mengaku terus berupaya terus menurunkan angka kemiskinan.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP4D) Kota Cirebon Iing Daiman mengatakan, angka kemiskinan naik menjadi 9,52 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
"Tahun lalu hanya 8,5 persen. Untuk itu, diperlukan langkah-langkah penanggulangan kemiskinan serentak di Jabar, termasuk di Kota Cirebon," kata Iing di Kota Cirebon, Jumat (27/8/2021).
Pandemi Covid-19, kata Iing, menyumbang pada bertambahnya angka kemiskinan di Kota Cirebon. Bahkan, 11 variabel yang membuat seseorang dimasukkan ke DTKS kini mengalami pergeseran.
"Seperti kata pak Gubernur, ada orang miskin baru. Sekalipun orang tersebut memiliki rumah dan kendaraan, namun karena terkena PHK membuat dirinya tidak mampu lagi mencukupi kebutuhannya," katanya.
Iing mengatakan, untuk mengurangi jumlah angka kemiskinan harus dilakukan pembaruan data, sehingga nantinya bisa mempercepat penyaluran bantuan bagi masyarakat yang memang membutuhkan.
untuk permasalahan data, lanjut Iing, Kota Cirebon sudah melakukan sinkronisasi dan updating. “kami sudah siap jika Kemensos memerlukan data baru atau data yang akan dimasukkan ke DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS),” kata Iing.
Pemerintah Kota Cirebon mengaku, sudah mengambil kebijakan agar warga tidak menerima bantuan yang sama berkali-kali.
"Kami mencoba agar yang sudah mendapatkan bantuan dari Pemprov dan Kota Cirebon tidak beririsan dengan bantuan dari Kemensos,” kata Iing.