Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Omzet Perajin Peyeum Bendul Khas Purwakarta di Kala Pandemi

Peyeum Bendul dikirim ke daerah Cikampek. menjadi salah satu yang diburu warga untuk oleh-oleh, erutama, warga yang melintasi jalur utama pantura.
Perajin peyeum Bendul di Sukatani, Kabupaten Purwakarta.
Perajin peyeum Bendul di Sukatani, Kabupaten Purwakarta.

Bisnis.com, PURWAKARTA - Sejumlah perajin peyeum Bendul penganan khas asal Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, mengeluhkan penurunan omzet selama pandemi Covid-19. Penurunannya cukup drastis dan berdampak pada kesejahteraan keluarganya.

Cici (30) perajin peyeum Bendul asal Desa/Kecamatan Sukatani, mengatakan, sejak pandemi permintaan akan penganan dari singkong ini menurun drastis. Biasanya, sehari bisa memroduksi minimalnya satu kuintal singkong menjadi peyeum, kini maksimal hanya 80 kilogram saja.

"Bahkan, saat kondisi normal ketika permintaan sedang ramai, produksi peyeum Bendul bisa mencapai satu ton," ujarnya, Minggu (11/7/2021).

Tetapi saat ini, produksi 80 kilogram juga, penjualannya kian seret. Lantaran, permintaan peyeum dari pedagangnya menurun. Biasanya, setiap hari ayah dua anak ini mengirim peyeum. Namun, sekarang, dalam sepekan hanya dua kali.

Ditambah lagi, saat ini pengiriman peyeum terkendala dengan kebijakan PPKM Darurat. Cici mengaku, peyeum Bendul yang diproduksinya ini dikirim ke daerah Cikampek, menjadi salah satu yang diburu warga untuk oleh-oleh. Terutama, warga yang melintasi jalur utama pantura.

Dengan kondisi ini, Cici berharap agar pandemi Covid-19 ini cepat teratasi. Sehingga, dirinya menjual serta mengirim kembali normal seperti biasanya.

"Harapannya ya normal lagi aja, kalo normal lagi tuh enak bisa ngirim setiap hari dan segi pendapatannya juga ikutan normal," ujarnya.

Saat ini, harga peyeum Bendul dari perajin seperti dirinya Rp 5.000 per kilogram. Cici, memroduksi peyeum lebih dari 10 tahun. Saat waktu normal, dia punya karyawan.

Namun, dengan kondisi saat ini dia memroduksi peyeum dibantu oleh keluarganya saja.

"Kalau punya karyawan, tak bisa memberi upah. Jadi, dibantu sama anak dan istri," jelasnya. (K60)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Asep Mulyana
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper