Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kasus Covid-19 di Kabupaten Cirebon Kembali Bertambah, Naik 192

Pemerintah Kabupaten Cirebon selama pandemi sudah memeriksa 71.979 orang. Dari jumlah tersebut, 7.881 orang dinyatakan positif Covid-19.
Ilustrasi - Perahu nelayan berlayar mencari ikan di Pantai Baro Gebang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Kamis (25/6/2020)./Bisnis-Rachman
Ilustrasi - Perahu nelayan berlayar mencari ikan di Pantai Baro Gebang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Kamis (25/6/2020)./Bisnis-Rachman

Bisnis.com, CIREBON - Jumlah kasus Covid-19 di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, per Minggu (20/6/2021) menembus 11.397 kasus. Dari jumlah tersebut, sebanyak 9.733 dinyatakan sembuh dan 4.777 meninggal dunia.

Jumlah warga Kabupaten Cirebon yang saat ini masih terkonfirmasi positif Covid-19 dan harus menjalani isolasi mandiri atau perawatan di rumah sakit mencapai angka 1.187 orang.

Dari angka tersebut, 192 di antaranya merupakan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 baru.

Pemerintah Kabupaten Cirebon selama pandemi sudah memeriksa 71.979 orang. Dari jumlah tersebut, 7.881 orang dinyatakan positif Covid-19.

Sebanyak 23 kecamatan di wilayah Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, masuk ke dalam zona merah (risiko tinggi) penyebaran Covid-19.

Kecamatan tersebut yakni Losari, Pabedilan, Gebang, Babakan, Karangsembung, Karangwareng, Susukan Lebak, Astanajapura, Lemahabang, Greged, Beber, dan Talun.

Begitu juga Kecamatan Sumber, Kedawung, Gunungjati, Suranenggala, Plered, Plumbon, Dukuhpuntang, Gempol, Arjawinangun, Susukan, dan Klangenan.

Sedangkan kecamatan yang masuk zona oranye yakni Ciledug, Waled, Sedong, Mundu, Tengah Tani, Jamblang, Depok, Kaliwedi, dan Gegesik.

Zona kuning berada di Pabuaran, Ciwaringin, dan Kapetakan. Kemudian, zona hijau, Palimanan, Pangenan, dan Pasaleman.

Pemerintah Kabupaten Cirebon memastikan, lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi selama sepekan terakhir ini lantaran adanya pemeriksaan massal oleh Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19.

Bupati Cirebon Imron Rosyadi mengatakan pemeriksaan massal dilakukan sebagai upaya untuk mendeteksi Covid-19 dan tolok ukur masyarakat mulai mengendurkan protokol kesehatan.

"Kalau semua masyarakat tidak taat akan repot juga, karena pemerintah mengajak ini untuk kebaikan. Wajar saja terjadi kenaikan kasus," kata Imron.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hakim Baihaqi
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper