Bisnis.com, BANDUNG—Pengelolaan sampah di Jawa Barat butuh bantuan banyak pihak mengingat sampah per hari yang bisa diolah jumlahnya masih tinggi.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Prima Mayaningtyas mengatakan produksi sampah di Jawa Barat per hari mencapai 35.000 ton dengan komposisi 60 persen organik dan 40 persen non organik.
“Dari angka itu, hanya 40 persen tertanggani, 60 persen terutama di kabupaten/kota tidak tertangani,” katanya dalam acara Japri dengan tema “Kelola sampah berbasis digital menuju Jabar Juara” di Gedung Sate, Bandung, Rabu (5/5/2021).
Menurutnya untuk mengurangi sampah yang belum tertangani, diperlukan kebijakan dan strategi daerah untuk mengurangi sampah. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menurutnya menargetkan agar volume sampah yang tidak tertangani bisa berkurang 30 persen pada 2025 mendatang. “Kami mengajak seluruh pihak berkolaborasi bagaimana mengurangi sampah di sumber,” ujarnya.
Prima mengatakan untuk mengurangi sampah yang belum tertangani pihaknya terus menggalakan kesadaran masyarakat di sumber. Pihaknya juga menggenjot kerjasama pentahelix dengan berbagai pihak seperti mendirikan bank sampah, lalu ada gerakan urban cerdas organik.
Secara kedinasan, Dinas Lingkungan Hidup juga bekerjasama dengan Dinas Perumahan dan Permukiman Jawa Barat yang tengah mendorong dan mengembangkan infrastruktur sampah. “Kolaborasi di provinsi alhamdulillah sangat baik, bagaimana mengurangi di sumbernya, karena target Pak Gubernur 30 persen harus berkurang,” katanya.
Dinas juga saat ini sudah mengelola TPPAS Nambo yang sudah berjalan, lalu tengah memproses pembangunan Legok Nangka, dan Ciayumajakuning. Selain itu pihaknya juga berkolaborasi dengan Octopus yang turut didirikan Hamish Daud untuk menjadikan sampah bernilai ekonomi.
Kerja sama dengan Octopus sendiri untuk awal menggaet 7 bank sampah yang sudah berjalan dengan baik seperti di Kabupaten Ciamis. “Kita akan kembangkan juga di Karawang, Purwakarta, Cirebon. Ujung-ujungnya agar daerah mendapatkan Adipura,” tuturnya.