Bisnis.com, BANDUNG -- Corporate Secretary PT Bio Farma (Persero) Bambang Heriyanto menyanggah bila warga negara Indonesia yang menjadi relawan pada proses uji klinis kandidat vaksin Covid-19 disebut sebagai kelinci percobaan dari perusahaan China, Sinovac Biotech.
Bambang menjelaskan, proses pengembangan vaksin baru memang kerap diuji klinis di negara lain. Dan hal tersebut memang sesuai dengan prosedur yang berlaku di WHO.
Bagi Bio Farma, proses uji klinis obat atau vaksin baru bukan hal baru. Sudah lebih dari 20 uji klinis obat dan vaksin telah dilakukan Bio Farma.
"Uji klinis ini merupakan keharusan bagi obat atau vaksin baru, Bio Farma sebetulnya sudah sering melakukan uji klinis, kita sudah lebih dari 20 kali untuk vaksin baru kita, dilakukan di Indonesia, subjeknya ada yang 100 sampai ribuan," jelas Bambang dalam live instagram Bio Farma.
Proses uji klinis terbaru yang dilakukan Bio Farma adalah uji klinis pada oral polio vaccine (OPV). Pada uji klinis tersebut, sama seperti vaksin Covid-19 juga melibatkan ribuan relawan.
"Setiap ada produk baru harus begitu, kita terakhir oral folio vaksin tipe 2 itu dilakukan sama dilakukan juga uji klinis fase 1, 2, 3 jumlahnya juga sama ribuan, semua berjalan lancar," ungkapnya.
Bahkan menurut Bambang, Bio Farma pernah melakukan uji klinis obat dan vaksin baru di luar negeri. Contohnya yakni melakukan uji klinis oral polio vaccine (OPV) di Belgia untuk fase satu dan fase dua di Panama.
"Berarti orang Belgia bilang 'kita kelinci percobaan orang Indonesia?'," tanya dia.
Selain itu, Bio Farma juga pernah melakukan uji vaksin atau obat di negara-negara lain dan hal tersebut dipastikan merupakan hal yang lumrah serta telah disetujui oleh WHO. (K34)