Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelajah Segitiga Rebana: Kawasan Wisata Parahyangan Butuh Dukungan Infrastruktur Telko

Ada dua tempat wisata perbukitan yang dikunjungi oleh Tim Jelajah Bisnis Indonesia, yaitu Ciboer Pass dan Lembah Panyaweuyan. Keduanya di Kabupaten Majalengka.
Ciboer Pass Majalengka/Bisnis
Ciboer Pass Majalengka/Bisnis

Bisnis.com, BANDUNG – Sejumlah tempat wisata perbukitan di kawasan Segitiga Rebana belum terjamah sinyal dengan optimal. Jaringan seluler di kawasan tersebut kerap terputus hingga hilang.

Pada periode 23 Juni – 26 Juni 2020, Tim Jelajah Segitiga Rebana Bisnis Indonesia melakukan pengetasan jaringan di sejumlah tempat strategis di kawasan Segitiga Rebana (Subang- Majalengka- Cirebon) untuk mengetahui kualitas jaringan, termasuk di tempat wisata.

Ada dua tempat wisata perbukitan yang dikunjungi oleh Tim Jelajah Bisnis Indonesia, yaitu Ciboer Pass dan Lembah Panyaweuyan. Keduanya di Kabupaten Majalengka.

Berdasarkan tes jaringan di Ciboer Pass, kecepatan unduh dan unggah Telkomsel menjadi yang paling prima dibandingkan dengan XL dan Indosat. Telkomsel mengantongi nilai 3,99 Mbps untuk unduh dan 10,4 Mbps untuk unggah. Sementara itu latensinya adalah 30 ms.

Adapun kecepatan undah dan unggah Indosat di Ciboer Pass sebesar 0,24 Mbps dan 4,42 Mbps dengan latensi sebesar 41 ms. Hasil ini lebih baik dibandingkan XL yang tidak terlihat sinyalnya di sana.

Meski demikian, saat beralih ke Lembah Panyaweuyan, XL menunjukkan performa yang lebih baik, pengguna tetap dapat mengunduh dan mengunggah gambar hingga melakukan panggilan video di sana dengan jaringan XL.

Adapun Telkomsel dan Indosat mengalami kesulitan untuk mengunduh dan mengunggah gambar. Pengguna hanya dapat melakukan aktivitas kirim pesan.

Mengenai kualitas jaringan di perbukitan kawasan Segitiga Rebana yang lemah dibandingkan dengan perkotaan, Ketua Program Studi Magister Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung (ITB) Ian Yosef M. Edward menjelaskan bahwa hal tersebut disebabkan oleh perbedaan penggunaan jaringan tulang punggung atau backbone.

Umumnya kawasan perkotaan menggunakan backbone optic, sedangkan di perbukitan menggunakan backbone / backhaul jaringan teresterial radio.

Jaringan backbone optic lebih aman dan terbebas dari hambatan seperti hujan dan udara karena tertutup kabel dan terletak di bawah tanah atau digantung di tiang. Sedangkan jika menggunakan jaringan radio/udara rawan terkena hambatan karena jaringan tersebut terbuka.

Di samping itu, sambungnya, kapasitas bandwith serat optik juga lebih besar dibandingkan dengan teresterial radio.

“Kalau radio sering terkena interferensi sehingga dilakukan retransmisi kalau untuk data, untuk time sensitif sering bunyi kresek atau gambar keluar kotak kotak,” kata Ian kepada Bisnis beberapa waktu lalu.

Pengetesan jaringan ini merupakan bagian dari program Jelajah Segitiga Rebana II. Sekedar catatan, selama periode 22 Juni - 26 Juni, Bisnis Indonesia melakukan penulusuran di kawasan Segitiga Rebana (Subang-Majalengka-Cirebon) untuk menggali potensi di kawasan tersebut, termasuk kesiapan infrastruktur jaringan.

Program ini terlaksana berkat dukungan dari banyak pihak, a.l. Pemprov Jabar, Pemkab Majalengka, Bank BJB, PT Migas Hulu Jabar (MUJ), Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat, BIJB, Disparbud Jabar, JNE, XL dan Telkomsel.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper