Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kuliah Umum di UPI Bandung, Mendag Soroti Perlunya Perubahan Regulasi Investasi

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menilai Indonenesia harus merombak kebijakan ekonomi guna memancing minat investor asing berinvestasi di Indonesia. Terlebih, saat ini iklim bisnis di Indonesia serba tidak pasti.

Bisnis.com, BANDUNG — Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menilai Indonenesia harus merombak kebijakan ekonomi guna memancing minat investor asing berinvestasi di Indonesia. Terlebih, saat ini iklim bisnis di Indonesia serba tidak pasti.

Padahal dengan perang dagang China dengan Amerika Serikat yang semakin memanas, seharusnya Indonesia bisa mengambil keuntungan.

"Ini yang salah di negeri ini (Indonesia, sedangkan dia (investor) tidak akan mau kalau di sini penuh dengan ketidakpastian," kata Enggar usai memberikan kuliah umum di Kampus UPI Bandung dengan tema "Ekonomi Indonesia di Tengah Situasi Ketidakpastian Secara Global", Senin (16/9).

Enggar mengaku, Presiden Joko Widodo menekankan peningkatan ekspor dan investasi harus diutamakan peningkatannya. Namun, ia menilai saat ini yang perlu diakselerasi adalah bagaimana investasi bisa terus didorong.

"Nilai investasi dinaikkan, tapi karena ekspor sedang melemah, sehingga nilai investasi harus dinaikkan," ucap Enggar.

Oleh karenanya, saat ini pemerintah tengah fokus mencari solusi terkait masalah investasi baik yang berasal dalam negeri maupun luar negeri. Terutama, mengenai relokasi industri dari Amerika dan China yang kini menyasar negara-negara asia.

Selain itu, Indonesia juga saat ini harus mulai mempersiapkan langkah taktis meningat dalam waktu dekat potensi terjadinya krisis ekonomi global bisa saja terjadi.

"Secara relatif krisis ekonomi dunia satu hingga satu setengah tahun ke depan itu sudah meningkat. Sekarang sudah mulai terjadi perlambatan-perlambatan," ucap Enggar.

Enggar mencontohkan, salah satu solusi yang dapat dilakukan Indonesia adalah seperti membuat pasar dalam negeri diiringi dengan meningkatkan daya beli masyarakat Indonesia.

"Kita harus cepat buat akses pasar baru internal atau dalam negri. Selain itu harus terisis produk dalam negri juga," kata Enggar. (K34)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dea Andriyawan
Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper