Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kepala Bidang Umum dan Sumber Daya Manusia (SDM) PD. Pasar Bermartabat Kota Bandung, Hendra Setiawan (Tengah) memaparkan kajian zonasi pedagang di pasar tradisional guna mencegah kebakaran, di Taman Sejarah, Jalan Aceh, Bandung, Kamis (20/6/2019). Bisnis.com/ Dea Andriyawan
Kepala Bidang Umum dan Sumber Daya Manusia (SDM) PD. Pasar Bermartabat Kota Bandung, Hendra Setiawan (Tengah) memaparkan kajian zonasi pedagang di pasar tradisional guna mencegah kebakaran, di Taman Sejarah, Jalan Aceh, Bandung, Kamis (20/6/2019). Bisnis.com/ Dea Andriyawan
Bisnis.com, BANDUNG -- PD Pasar Bermartabat sedang mengkaji zonasi pedagang di pasar tradisional guna mengantisipasi kebakaran.
 
Kepala Bidang Umum dan Sumber Daya Manusia (SDM) PD. Pasar Bermartabat Kota Bandung, Hendra Setiawan menuturkan, proses zonasi tersebut yakni dengan mendata ulang jenis dagangan.
 
Hendra menuturkan, kajian zonasi tersebut juga mengklasifikasikan pedagang yang berjualan masakan. Sebab, dengan adanya pengolahan tersebut otomatis menjadi titik api yang harus diwaspadai.
 
“Kami coba menzonasi ulang. Kami menyadari ini tidak mudah. Tapi dari zonasi ini akan menghasilkan jalur evakuasi yang lebih jelas, kemudian pembagian tipe pedagang lebih jelas. Karena masih dalam bentuk kajian internal, sasarannya harus semua terutama untuk zona yang ada titik api, yang menjual bahan matang,” kata Hendra di Taman Sejarah, Jalan Aceh, Bandung, Kamis (20/6/2019).
 
Hendra mengungkapkan, sebenarnya sudah ada imbauan bahkan larangan dari PD. Pasar Bermartabat bagi para pedagang yang membawa kompor ke ruang dagang. Sebab, titik api dari kompor tersebut juga kerap menjadi biang kebakaran. 
 
Bagi pedagang yang menggunakan kompor atau pun sumber api lainnya, Hendra akan mencoba untuk menggeser posisinya. Setidaknya, dengan menjauhkan titik api dari bahan mudah terbakar akan meminimalisasi risiko terjadinya kebakaran yang kerap terjadi di pasar tradisional.
 
“Kompor memang tidak boleh, tapi kondisi pasar tradisional dalam kondisi cair karena pedagang saudara kita sendiri. Bukan kita tidak mau toleransi, tapi kesadaran harus ada, makanya tetap harus ada penegakan,” jelasnya.
 
Lebih lanjut Hendra menuturkan, PD Pasar Bermartabat juga akan semakin gencar menyosialisasikan kepada para pedagang perihal potensi penyebab serta langkah pencegahan kebakaran..
 
Kemudian, PD. Pasar Bermartabat juga berencana untuk membentuk kelompok relawan dari para pedagang. Relawan ini akan mendapat pelatihan langsung dari Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Bandung.
 
“Mungkin membuat gugus tugas di antara para pedagang juga untuk pelatihan SOP kalau terjadi musibah. Mereka sangat antusias sekali, bahkan para pedagang siap jadi relawan, karena untuk melindungi kepentingan mereka sehingga antusiasnya tinggi,” ujarnya.
 
Selain membantuk kelompok relawan dari kalangan para pedagang, Hendra mengungkapkan PD. Pasar Bermartabat juga bakal membentuk tim khusus untuk monitoring kondisi pasar. Tim ini akan dibuat di setiap pasar tradisional, dan memonitor rutin setiap hari.
 
“Evaluasi ke dalam untuk meningkatkan kesiagaan mengantisipasi kebakaran, pelatihan dan metode antisipasi teman-teman dalam menghadapi musibah. Sekarang kita tingkatkan kapasitas SDM, kemudian ada staf patroli setiap hari, apakah ada potensi kebakaran atau tidak. Jadi setiap hari melakukan pemeriksaan berkeliling ke tiap ruang dagang,” bebernya.
 
Hendra juga mengatakan pihaknya tengah mengkaji kepemilikan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) di setiap ruang dagang sebagai salah satu syarat dalam penerbitan Surat Pemakaian Tempat Berjualan (SPTB).
 
“Persyaratan tersebut nanti akan kami cantumkan penggunaan APAR, misalkan yang 1 kg itu akan diterapkan dalam penerbitan izin dagang. Kenapa disayaratkan, karena mencegah bahaya dan itu juga menjadi usaha berkelanjutan,” katanya. 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dea Andriyawan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler