Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Kembangkan Kawasan Industri Baru di Bagian Timur Jabar

Bisnis.com, BANDUNG - Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian akan menjadikan kawasan timur Jawa Barat sebagai pusat industri baru. Tujuannya adalah untuk pemerataan kawasan manufaktur di Tanah Air.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, Jawa Barat memiliki potensi besar dalam pengembangan kawasan industri baru, terutama di wilayah Majalengka, Cirebon dan Subang atau disebut Segitiga Rebana.

Peluang ini muncul karena adanya infrastruktur yang strategis, yakni Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB)di Kertajati Majalengka, Pelabuhan Cirebon, dan Pelabuhan Patimban di Subang.

“Jawa Barat merupakan salah satu daerah dengan pertumbuhan ekonominya berbasis industri yang kontribusinya mampu mendekati 40%. Kalau kita kembangkan lagi di koridor timur, potensi pembangunannya akan lebih bisa ditingkatkan,” kata Airlangga, Senin (29/4/2019).

Menurutnya, selama ini Jawa Barat telah berkontribusi cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi daerah maupun nasional. Dalam hal ini, sumbangsih utamanya dari aktivitas industrialisasi, baik itu adanya peningkatan pada nilai investasi, penyerapan tenaga kerja, maupun capaian ekspor.

“Kalau lihat Bekasi, Karawang, dan Purwakarta itu adalah Detroitnya Indonesia. Berbagai produk manufaktur, terutama elektronika dan otomotif, diekspor dari sana,” ungkapnya.

Maka itu, pemerintah terus berupaya menciptakan iklim bisnis yang kondusif serta memberikan insentif dan kemudahan perizinan usaha. Berdasarkan implementasi peta jalan Making Indonesia, salah satu program prioritasnya adalah pengembangan kawasan industri terpadu.

Namun demikian, seiring berjalannya era industri 4.0, perlu juga ditopang dengan penyediaan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dan pemanfaatan teknologi digital.

“ITB sebagai pusat brainware nasional yang sangat dekat dengan teknologi, diharapkan jadi tulang punggung dalam pengembangan SDM kompeten dan ekonomi digital,” papar Airlangga.

Airlangga menambahkan, implementasi ekonomi digital akan membawa Indonesia naik kelas dengan target menjadi negara berpendapatan level kelas menengah atas (upper middle income country) pada 2020. Untuk itu, diperlukan penerapan peta jalan Making Indonesia 4.0 secara sinergi di antara pemangku kepentingan.

“Digitalisasi ekonomi merupakan salah satu leap frog strategy ke level selanjutnya, yakni lulus dari middle income trap,” tegasnya. Melalui Making Indonesia 4.0, aspirasi besarnya adalah mewujudkan Indonesia masuk jajaran 10 negara yang memiliki perekonomian terkuat di dunia pada 2030.

Kata dia, berdasarkan hasil studi PwC dan McKinsey, Indonesia bisa masuk 7 besar ekonomi dunia pada 2045. Adapun pada 100 tahun Indonesia merdeka, kita menjadi ekonomi ke-4 terbesar di dunia. Guna mencapai sasaran tersebut, indusri 4.0 akan memacu produktivitas dua kali lipat dengan anggaran untuk RnD sebesar 2%.

“Oleh karena itu, pemerintahan akan meluncurkan insentif super deductible tax baik untuk RnD maupun pengembangan SDM. Artinya ini untuk menunjang program ekonomi Indonesia berbasis inovasi,” jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Tegar Arief
Editor : Tegar Arief

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper