Bisnis,com,BANDUNG--Pemerintah Provinsi Jawa Barat tahun ini akan menggenjot sisa warga yang belum tersentuh program Jabar Caang atau pemenuhan elektrifikasi hingga 100% berbarengan dengan program konversi kompor gas ke listrik.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jabar Bambang Tirtoyuliono mengatakan masih ada 0,01% warga yang belum mendapatkan listrik dari Program Jabar Caang yang berakhir pada 2018 lalu. Menurutnya sisa target tersebut akan dituntaskan seluruhnya tahun ini.
"Sisanya 0,01% atau 256.000 kepala keluarga. Kami ingin agar dituntaskan tahun ini sisanya," katanya di Bandung, Minggu (14/4).
Dia mencatat dari capaian jumlah keluarga yang teraliri listrik di Jabar sebanyak 99,9% ini melebihi target rasio elektrifikasi nasional yang hanya 97,13% pada 2018. Pihaknya bahkan tahun lalu hanya menargetkan 98% elektrifikasi namun ternyata melebihi 1,99%. "Masih ada sisa di wilayah Jabar Selatan yang aksesnya sulit ditembus PLN," paparnya.
Menurutnya target penuntasan ini realistis mengingat pihaknya akan bekerjasama dengan PLN dan pihak lain lewat pendanaan pemerintah. Lewat upaya ini Bambang menyakini rasio elektrifikasi di Jabar akan tuntas dalam waktu singkat.
"Kolaborasi stakeholder untuk kita gerakan sama-sama meningkatkan rasio eelektrifikasi. Satu tahun ini selesai,"ujarnya.
Namun ESDM Jabar dipastikan akan mendiskusikan penuntasan target bersama PLN, mengingat gambaran di lapangan butuh strategi khusus. Menurutnya jika PLN tidak sanggup atau terkendala akses, pihaknya akan menggandeng pihak lain yang memiliki alternatif menjangkau listrik ke lokasi.
"Kalau memang bisa diakses PLN nanti berapa banyak, bagaimana skemanya, kalau tidak bisa kita cari alternatif lain yang kita akan kembangkan," tuturnya.
Makin kecilnya Warga Jabar yang belum menikmati sambungan listrik secara langsung dari PLN dinilai bukan perkara sederhana. Dalam waktu 17 tahun, rasio elektrifikasi di Jawa Barat yang awalnya hanya 52,16% pada 2001 sudah menjadi 99,87% pada 2017.
"Anggaran yang terserap untuk program ini sudah lebih dari Rp300 miliar sejak 2008," ujarnya.