Bisnis.com,BANDUNG--Pemerintah Provinsi Jawa Barat menargetkan 1.000-1.150 pesantren di Jawa Barat ikut terlibat dalam program One Pesantren One Product (OPOP) pada 2019 ini.
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Jawa Barat Kusmana Hartadji mengatakan target tersebut seiring dengan jumlah pesantren di Jabar yang mencapai 30% dari jumlah pesantren di Indonesia yang mencapai 25.000 pesantren
"Hingga saat ini jumlah pesantren yang sudah melakukan registrasi online OPOP sebanyak 1.000 pesantren," katanya di Gedung Sate, Bandung, Rabu (10/4/2019).
Program OPOP sedang berjalan memasuki proses registrasi atau pendaftaran. Pihaknya menargetkan jumlah pendaftar online mencapai 3.000 hingga 4.000 pesantren dari berbagai kabupaten/kota di Jabar. "OPOP bertujuan mendorong pesantren di Jabar untuk mandiri secara ekonomi ,” tuturnya.
Antusiasme pesantren yang mendaftar menurutnya di luar perkiraan mengingat pihaknya mengharapkan akan ada 1.250 pesantren yang ikut andil dalam kegiatan tersebut. Sehingga pada 2019, akan diperoleh 1.250 pesantren juara. "Dan target kami dalam lima tahun kedepan Jabar akan memiliki kurang lebih 5.000 pesantren juara," ujarnya.
Rencananya, pesantren yang mengikuti program ini akan diedukasi dan didampingi dalam pengembangan usahanya sehingga pesantren akan menghasilkan produk-produk yang mampu memiliki nilai tinggi di pasar domestik maupun pasar internasional "Produk-produk yang dihasilkan akan dicarikan pembelinya oleh Pemprov Jabar atau “off taker,” katanya.
Menurutnya pesantren di Jabar memiliki potensi besar untuk mandiri secara ekonomi. Hanya saja, sebagian besar diantara mereka masih memerlukan pendampingan usaha, mulai dari penggalian potensi hingga pemasaran.
"Dari 9000 pesntaren di Jabar baru sebagian kecil yang memiliki kemandirian ekonomi. Yang baru memiliki produk sendiri tidka lebih dari 30 persen dari jumlah pesantren yang ada," paparnya.
Dia mengaku pesantren sangat dimungkinkan untuk mandiri dengan memberdayakan sumber daya yang dimiliki. Ia mencontohkan, Pondok Pesantren Al Ittifaq di Kabupaten Bandung yang memiliki unit usaha pertanian. "Produknya sudah dipasarkan ke sejumlah pasar modern di Indonesia," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Wisnu Wage Pamungkas
Editor : Ajijah
Topik
Konten Premium