Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com,GARUT—Jawa Barat baru berhasil menyerap kredit usaha rakyat (KUR) peternakan sebesar Rp437 miliar pada meski suku bunga mengalami penurunan.

Asisten Deputi Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Joko Waluyo mengatakan, program KUR peternakan yang digelar pemerintah sejauh ini terbukti membantu peternak dalam mengakses pembiayaan.

Pihaknya mencatat hingga 2018 lalu pemerintah menyiapkan plafon KUR sebesar Rp14,4 triliun dengan jumlah debitur 687.000 orang.

“Secara nasional khusus KUR peternakan mencapai Rp14,4 triliun dengan jumlah debitur sebanyak 687 ribu," katanya saat acara penyaluran KUR peternakan di Garut, dalam rilis Humas Minggu (10/2/2019) malam.

Sementara khusus untuk Jawa Barat program KUR umum yang sudah tersalurkan sebesar Rp42,2 triliun dengan debitur 1.9 juta orang. Sedangkan KUR khusus peternakan mencapai Rp437 miliar dari jumlah debitur 17.525 orang.

Dari angka ini pihaknya menilai peluang peternak memanfaatkan program ini masih terbuka lebar. Terlebih dari sisi skema dan suku bunga terus mengalami perubahan dan kemudahan. “Potensi peternakan di Jabar itu besar jadi peternak maupun UKM harus bisa lebih mengakses KUR ini," ujarnya.

Joko menuturkan pada perkembangannya, program KUR telah mengalami beberapa perubahan baik regulasi maupun skema yang salah satunya adalah penurunan tingkat suku bunga. Pada awalnya di 2015 suku bunga KUR diangka 12%, kemudian 2017 bunga yang dikenakan 9% dan 2018 sampai saat ini turun lagi menjadi 7%.

"Pemerintah juga menetapkan perubahan skema yang lebih memprioritaskan pada sektor produksi salah satunya peternakan," ungkapnya.

Tercatat dari 2015 sampai 2018 plafon KUR yang sudah tersalurkan kepada 13,8 juta debitur sebesar Rp333 triliun. Penurunan suku bunga menjadi 7% menjadi faktor bertambahnya angka tersebut.

“Penurunan suku bunga merupakan komitmen pemerintah dalam membayar subsidi bunga. Subsidi bunga yang dibayarkan pemerintah pada tahun 2015 baru Rp39 miliar, tahun 2016 Rp 3,7 triliun dan tahun 2018 sudah mencapai Rp11,6 triliun," tuturnya.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper