Bisnis.com, BANDUNG -- Ekonomi Jawa Barat tahun 2018 tumbuh 5,64%. Peningkatan perekonomian Jawa Barat tahun 2018 tersebut diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto atas dasar harga berlaku yang mencapai Rp1.962,23 triliun dan PDRB perkapita mencapai Rp40,31 juta.
Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik, Asep Riyadi mengatakan pertumbuhan perekonomian tahun 2018 mengalami peningkatan dibanding tahun 2017 yang sebesar 5,35%.
Ia juga menjelaskan, dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha Real Estate sebesar 9,64%.
"Kemudian diikuti oleh informasi dan komunikasi sebesar 9,15 persen dan jasa perusahaan sebesar 8,64," kata Asep.
Sedangkan dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi LNPRT sebesar 16,38%.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat dilihat pada triwulan IV-2018 bila dibandingkan triwulan IV-2017 (y-on-y) tumbuh sebesar 5,50%.
Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang tumbuh sebesar 13,49%.
"Diikuti real estate sebesar 9,80 persen dan penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 8,88 persen," kata dia.
Lalu, dilihat dari sisi Pengeluaran pertumbuhan tertinggi terjadi pada Komponen Pengeluaran Konsumsi LNPRT yang tumbuh 11,43%.
Ekonomi Jawa Barat triwulan IV-2018 mengalami kontraksi sebesar minus 0,47% bila dibandingkan triwulan sebelumnya (q-to-q).
Dari sisi produksi, hal ini disebabkan oleh efek musiman pada lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang mengalami penurunan sebesar minus 26,99%.
Sementara dari sisi Pengeluaran kontraksi terjadi pada Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar minus 1,39% dan Komponen Perubahan Inventori sebesar minus 1,20%.
Ia menjelaskan, sumber laju pertumbuhan (Source of Growth, SOG) tahun 2018 dari sisi lapangan usaha yang memberikan andil pertumbuhan terbesar adalah Lapangan Usaha Industri Pengolahan yaitu sebesar 2,80%.
"Dari sisi pengeluaran, andil positif terbesar terhadap pertumbuhan adalah komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PKRT) sebesar 3,13 persen," tungkasnya.