Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tingkat Optimisme Konsumen di Jabar Meningkat

Pengunjung berada di JD.ID X disela-sela peresmian pusat pengalaman berbelanja berbasis teknologi AI (Artificial Intelligence) pertama di Indonesia JD.ID X di Jakarta. - JIBI/Abdullah Azzam
Pengunjung berada di JD.ID X disela-sela peresmian pusat pengalaman berbelanja berbasis teknologi AI (Artificial Intelligence) pertama di Indonesia JD.ID X di Jakarta. - JIBI/Abdullah Azzam

Bisnis.com, BANDUNG - Masyarakat Jawa Barat dinilai masih cukup optimistis terhadap kondisi ekonomi sejalan dengan adanya tren peningkatan konsumsi masyarakat di kawasan ini.

Hal itu diketahui berdasarkan survei konsumen yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Januari 2019 berada pada level 126, lebih tinggi dibandingkan kondisi bulan sebelumnya pada level 125.

"Peningkatan IKK tersebut didorong oleh meningkatnya Indeks Kondisi Ekonomi saat ini [IKE] ditengah stabilnya Indeks Ekspektasi Konsumen [IEK]," kata Kepala Perwakilan BI Jawa Barat Doni P. Joewono, Senin (4/2/2019).

Hasil survei menunjukkan bahwa IKE terpantau masih optimis dengan tren yang sedikit meningkat (107) dibanding bulan sebelumnya (104). Sementara itu, IEK terpantau stabil dibanding bulan sebelumnya (146).

Di sisi lain, tingkat konsumsi terpantau masih kuat dengan tren sedikit menurun pada periode laporan. Hal ini tercermin dari porsi konsumsi terhadap pendapatan yang menurun satu persen menjadi sebesar 69%.

Sementara itu, porsi cicilan pinjaman terhadap pendapatan tercatat menurun satu persen menjadi sebesar 14%. Adapun porsi tabungan terhadap pendapatan tercatat meningkat satu persen menjadi sebesar 16% pada periode laporan.

Sedangkan tekanan harga di wilayah Jawa Barat pada tiga bulan mendatang (April 2019) diperkirakan akan menurun dibanding tekanan harga pada Maret 2019. Hal ini tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga (IEH) tiga bulan mendatang yang menurun sebelas poin menjadi berada pada level indeks 171.

"Secara lebih mendalam, responden menilai bahwa penurunan tekanan harga tersebut didorong oleh menurunnya tekanan harga pada kelompok komoditas makanan dan energi," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Tegar Arief
Editor : Tegar Arief

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper