Bisnis.com, BANDUNG -- Nilai Ekspor Jawa Barat Desember 2018 mengalami penurunan 6,96% jika dibandingkan November 2018, yakni sebesar US$2,37 miliar.
Kepala BPS Jaww Barat, Dody Herlando mengatakan Ekspor Non Migas Desember 2018 mencapai US$2,34 miliar, atau turun 7,39% dibanding bulan lalu. Sedangkan kondisi berbeda dialami ekspor di sektor Migas yang naik 53,52%, menjadi US$27,63 juta.
"Secara year-on-year ekspor Non Migas naik 2,96 persen, total ekspor naik 3,57 persen, Ekspor Migas (y-o-y) juga naik 108,89 persen dari tahun 2017," jelas Dody di Kantor BPS Jabar, Kota Bandung, Jumat (1/2).
Dody menjelaskan, nilai ekspor 10 golongan barang utama Desember 2018 dibanding bulan sebelumnya, hampir seluruhnya menurun dengan kisaran 2 hingga 15%. Kecuali dua kelompok, Barang Rajutan, dan Pakaian Jadi Bukan Rajutan yang tumbuh positif.
Selanjutnya, dalam rilisnya, pangsa pasar terbesar ekspor Non Migas Jawa Barat tahun 2018 masih didominasi Amerika Serikat, Jepang dan Thailand masing-masing senilai US$5,03 miliar (16,70%), US$3,11 miliar (10,33%) dan US$2,33 miliar (7,71%) dengan peranan ketiganya mencapai 34,74%.
Kemudian, sepanjang tahun 2018 ekspor tertinggi Jawa Barat dilakukan oleh sektor Kendaraan dan Bagiannya, senilai US$4,57 miliar dengan negara tujuan utama adalah Filipina sebanyak 27,46% atau senilai US$1,25 miliar, disusul ke Thailand 17,52% atau senilai US$0,80 miliar.
"Nilai neraca perdagangan Desember 2018 surplus USD 1,40 miliar, kumulatif Januari-Desember surplus USD 17,70 miliar," kata dia.