Bisnis.com,BANDUNG—Pemerintah Provinsi Jawa Barat tengah mengkaji skema pembangunan proyek Lintas Rel Terpadu (LRT) Bandung Raya tidak lagi murni dibiayai oleh swasta.
Sekda Jabar Iwa Karniwa mengatakan pihaknya pekan ini tengah merumuskan kelanjutan proyek LRT Bandung Raya yang akan terkoneksi dengan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung sesuai arahan baru dari Gubernur Jabar Ridwan Kamil. “Kami melakukan sejumlah sinkronisasi sesuai arahan gubernur,” katanya di Gedung Sate, Bandung, Jumat (1/2/2019).
Menurutnya proses pembangunan LRT Bandung Raya yang sudah diinisiasi pihaknya sejak 2014, dalam rapat terpadu yang melibatkan PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), PT Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC) juga PT Jasa Moda Transportasi (JMT) dan dinas terkait melahirkan kajian baru.“Ternyata konsep bisnis ke bisnis itu nggak masuk dari sisi investasinya. Ada saran dari peserta rapat, diusulkan polanya KPBU jadi kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha,” tuturnya.
Iwa menuturkan untuk menggunakan skema ini, pihaknya harus melakukan sinkronisasi dengan berbagai pihak terutama dengan Pemerintah Pusat. Ini merupakan tuntutan karena skema KPBU untuk proyek LRT merupakan hal baru di Indonesia. “Ini menyangkut investasi besar dan juga pertama barang kali di Indonesia khusus kaitannya dengan kereta cepat yang nyambung dengan LRT,” paparnya.
Di sisi lain, pihaknya juga sudah mematangkan trase LRT Bandung Raya yang akan terhubung dengan Transit Oriented Development (TOD) Kereta Cepat di Tegalluar, Kabupaten Bandung. Meski sudah diusulkan ke Kementerian Perhubungan sejak lama, namun penyesuaian akan tetap dilakukan seiring berbagai masukan dari multi pihak.
Perkembangan ini akan ditindaklanjuti pihaknya dengan menggelar rapat bersama berbagai pihak yang terkait mulai dengan Bappenas, PSBI, Kementerian PU PR, Kementerian Keuangan, dan beberapa pihak terkait lainnya. “ Sekarang yang sudah dilakukan apa saja lalu tinggal apa saja, supaya ini juga bisa segera selesai," katanya.
Perubahan ini juga mengantisipasi mulai berjalannya proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung secara signifikan serta adanya rencana Pusat melanjutkan trase dari Tegalluar ke Bandara Kertajati, Majalengka. “Sekarang Halim-Tegalluar panjangnya 142,3 kilometer, kalau ke Kertajati bertambah sekitar 70 kilometer,” ujarnya.