Bisnis.com, BANDUNG – Kinerja ekspor Jawa Barat hingga bulan November 2017 mengalami catatan positif. Ekspor Jabar pada November 2017 sangat ditunjang dari sektor industri pengolahan.
Dibanding bulan sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar mencatat umumnya total seluruh sektor menunjukkan peningkatan kecuali sektor pertanian serta sektor pertambangan.
BPS merilis nilai ekspor Jabar pada November 2017 menghasilkan angka US$2,74 miliar. "November itu mengalami kenaikan 3,47% dari Oktober 2017 yang mencapai US$2,65 miliar," kata Kepala BPS Jabar Dody Herlando, Selasa (2/1).
Berdasarkan data BPS, kata Dody, ekspor Jabar masih didominasi oleh sektor nonmigas, di mana total ekspor nonmigas mencapai US$2,71 miliar, sementara ekspor migas naik signifikan menjadi US$25,43 juta.
"Oktober 2017 lalu nilai ekspor Jabar mencapai US$2,63 miliar. Jadi ada kenaikan sebesar 3,07%. Ekspor migas naik hingga 76,47% dari nilai sebelumnya sebesar US$14,41 juta," katanya.
Sementara secara year-on-year (rentang November 2016 terhadap November 2017), nilai ekspor nonmigas mencapai titik terendah pada Juni 2017 senilai US$1,94 miliar. Sedangkan ekspor tertinggi tercatat pada Agustus 2017 dengan nilai US$ 2,77 miliar.
Sedangkan nilai ekspor migas terendah terjadi pada November 2016 sebesar US$10,53 juta dan tertinggi senilai US$40,83 juta terjadi pada Januari 2017.
Sementara itu, nilai ekspor 10 golongan barang utama November 2017 tercatat senilai US$1,94 miliar atau mengalami peningkatan 3,28% dibanding Oktober 2017.
"Hampir seluruh kelompok barang utama mengalami kenaikan, kecuali kelompok mesin atau pesawat mekanik, serat stafel buatan dan kertas karton yang turun dibanding bulan sebelumnya," kata Dody.
Dody mengatakan pangsa pasar terbesar ekspor nonmigas Jabar masih tetap ke negara Amerika Serikat, Jepang dan Thailand, masing-masing senilai US$414,33juta, US$291,36 juta dan US$207,87 juta, di mana ketiganya mengambil peranan ekspor mencapai 33,67%.
Sementara itu dari sisi impor, pada bulan November nilai impor mencapai US$1,04 miliar, atau naik 1,98% dibanding Oktober 2017 yang sebesar US$1,02 miliar. "Impor terbesar Jabar masih berasal dari nonmigas serta dari negara Tiongkok dengan nilai US$277,45 juta," ujar Dody.
Jika membandingkan ekspor terhadap impor, perdagangan luar negeri Jabar masih mengalami surplus dari sisi nilai sebesar US$1,70 miliar. Surplus ditunjang dari komoditi nonmigas yang mengalami surplus sebesar US$1,83 miliar sedangkan komoditi migas tercatat minus sebesar US$ 128,46 juta.