Bisnis.com, BANDUNG -- Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat mencatat jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Jawa Barat pada November 2017 mengalami kenaikan sebesar 10,14%.
Berdasarkan data BPS Jabar, pada bulan November 2017 lalu tercatat jumlah kunjungan wisman ke Jabar mencapai 15.170 orang, sedangkan bulan Oktober mencapai 13.733 orang. Jumlah ini pun berbeda jauh bila merunut periode yang sama pada tahun 2016 yang mencapai 12.876 kunjungan wisman.
Kepala BPS Jabar Dody Herlando mengatakan, angka kunjungan tersebut berasal dari kunjungan wisman yang datang melalui Bandara Husein Sastranegara.
Berdasarkan asal negara, wisman Malaysia dan Singapura masih menjadi penyumbang kunjungan terbanyak masing-masing 10.524 dan 2.963 wisman. Keduanya, secara keseluruhan mengalami kenaikan.
"Wisman asal Malaysia jumlahnya meningkat 6,30 persen dibandingkan Oktober 2017 yang mencapai 9.900 orang. Demikian juga wisman Singapura mengalami kenaikan 33,77 persen ketimbang bulan Oktober 2017 yang mencapai 2.215 orang," kata Dody di Bandung pada Selasa (2/1).
Adapun selain wisman asal Singapura dan Malaysia, yang mengalami kenaikan berasal dari Jepang, Korea Selatan, Tiongkok, Amerika Serikat, Inggris, dan Jerman.
"Sementara wisman dari Philipina, Thailand, India, Australia, Belanda dan Prancis mengalami penurunan. Jadi bisa disebutkan bahwa Jabar masih bergantung pada Malaysia," sebut Dody Herlando.
Meski demikian, dia mengatakan bahwa kunjungan wisatawan ke Jabar masih didominasi oleh wisatawan nusantara atau domestik. Menurut Dody, Jabar masih memiliki potensi yang cukup besar untuk dikunjungi para wisatawan.
"Selain Bali, Jawa Barat ini potensinya besar," kata Dody.
Okupansi hotel 52,19%
Di sisi lain, okupansi hotel Jabar pada November 2017 mencapai 52,19% atau naik 0,97% dibanding Oktober 2017. Menurut Dody, baik hotel bintang maupun non bintang mengalami kenaikan yang lumayan.
"Kamar hotel non bintang pada November 2017 mencatatkan angka 41,63%. Sedangkan hotel berbintang 57,84%," kata Dody.
Dody menyebut, okupansi hotel non bintang mengalami kenaikan sebesar 0,58% dibandingkan Oktober 2017. Sementara hotel berbintang naik 1,51% pada bulan Oktober lalu.
Berdasarkan klasifikasi, hotel bintang 2 ternyata paling banyak diminati dengan persentase 65,35%. Diikuti oleh hotel bintang 5 sebesar 64,30%,hotel bintang 4 mencapai 60,72% dan bintang 3 sebesar 53,23%. Okupansi terendah adalah hotel bintang 1 dengan hunian 42,48%.
Sementara okupansi hotel non berbintang paling tinggi dengan kelompok kamar lebih dari 40 sebesar 46,11%. Sedangkan okupansi terendahnya sebesar 25,14% dengan kelompok kamar kurang dari 10.