Bisnis.com, BANDUNG - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat (Jabar) mencatat inflasi Jabar pada Desember 2017 mencapai 0,56%. Hal ini berdasarkan pendataan harga yang meliputi tujuh kota pantauan Indeks Harga Konsumen (IHK) Gabungan di Jawa Barat.
Dengan demikian, laju inflasi tahun kalender year to date Januari-Desember 2017 sebesar 3,63%. Kemudian laju inflasi dari tahun ke tahun year-on-year Desember 2016-Desember 2017 tercatat sebesar 3,63%.
"Inflasi bulan Desember 2017 lumayan cukup tinggi. Namun masih terekspetasi banyak pihak. Di sisi lain, year on year masih 3,63% dan ini cukup baik karena tidak sampai 4%," kata Kepala Badan Pusat Statistik Jaabar Dody Herlando, Selasa (2/1).
Dody mengatakan, dari tujuh kelompok pengeluaran seluruhnya yang mengalami inflasi yaitu Kelompok Bahan Makanan sebesar 1,72%, Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau sebesar 0,39%, Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar sebesar 0,04%.
Selain itu Kelompok Sandang sebesar 0,14%, Kelompok Kesehatan sebesar 0,13%, Kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olahraga sebesar 0,24%, dan Kelompok Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan sebesar 0,59%.
"Ada pengaruh administered price, kenaikan tarif dasar listrik, STNK, tapi di sisi lain volatile food relatif terkendali. Padahal, biasanya gejolak tinggi itu dari pangan," katanya.
Sementara itu, hasil pemantauan harga barang dan jasa selama Desember 2017 tercatat beberapa komoditas mengalami kenaikan atau penurunan harga dan memberikan andil inflasi atau deflasi cukup siginifikan.
Komoditas yang mengalami kenaikan harga dan memberikan andil inflasi antara lain telur ayam ras, daging ayam ras, beras, tarif kereta api, bahan bakar rumah tangga, cabe merah, angkutan udara, tomat sayur, cabe rawit dan wortel.
Sementara komoditas yang mengalami penurunan dan memberikan andil deflasi signifikan antara lain bawang merah, semen, pasir, tahu mentah, kacang panjang, bawang putih, gula pasir, buncis, ketimun, pepaya dan melon.
Dody Menyebut Kota Bandung mengalami inflasi paling tinggi yakni sebesar 0,73%, kemudian diikuti Kota Depok sebesar 0,61%, Kota Sukabumi sebesar 0,58%, Kota Cirebon 0,56%, Kota Tasikmalaya 0,51%, Kota Bogor 0,43%, dan Kota Bekasi sebesar 0,42%.
"Jadi secara keseruhan inflasi tahun 2017 lebih tinggi dari 2016 dan lebih rendah ketimbang 2015 lalu," katanya.