Bisnis.com, BANDUNG – Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat mencatat ekspor Jabar pada bulan Oktober 2017 mengalami kenaikan dibanding bulan September 2017 lalu.
Kepala BPS Jabar Dody Herlando mengatakan ekspor Jabar selama Oktober 2017 tercatat sebesar US$2,65 miliar, di mana pada bulan sebelumnya nilai ekspor mencapai US$2,51 miliar.
"Jadi ada kenaikan sebesar 5,57 persen," kata Dody di Bandung, Senin (4/12).
Berdasarkan data BPS, ekspor Jabar masih didominasi sektor nonmigas, di mana total ekspor nonmigas mencapai US$2,63 miliar, sementara ekspor migas merosot tajam menjadi US$14,65 juta.
"September 2017 lalu nilai ekspor Jabar mencapai US$2,49 miliar. Ada kenaikan sebesar 5,91%. Namun ekspor migas turun hingga 33,44% dari nilai sebelumnya sebesar US$21,65 juta," katanya.
Secara year-on-year (rentang Oktober 2016 terhadap Oktober 2017), nilai ekspor nonmigas mencapai titik terendah pada Juni 2017 senilai US$1,94 miliar. Sedangkan ekspor tertinggi tercatat pada Agustus 2017 dengan nilai US$ 2,77 miliar.
Sedangkan nilai ekspor migas terendah terjadi pada November 2016 sebesar US$10,53 juta dan tertinggi senilai US$40,83 juta terjadi pada Oktober 2016.
Sementara itu, nilai ekspor 10 golongan barang utama Oktober 2017 tercatat senilai US$1,88 miliar atau mengalami peningkatan 4,83% dibanding September 2017.
"Hampir seluruh kelompok barang utama mengalami kenaikan, kecuali kelompok mesin atau peralatan listrik, barang-barang rajutan dan serat stafel buatan yang turun dibanding bulan sebelumnya," sebut Dody.
Dody mengatakan pangsa pasar terbesar ekspor nonmigas Jabar tetap ke negara Amerika Serikat, Jepang dan Thailand, masing-masing senilai US$406,32juta, US$266,12 juta dan US$197,00 juta, di mana ketiganya mengambil peranan ekspor mencapai 33,03%.
Sementara itu dari sisi impor, pada bulan Oktober nilai impor mencapai US$1,02 miliar, atau naik 10,44% dibanding September 2017 yang sebesar US$0,92 miliar. "Impor terbesar Jabar masih berasal dari Tiongkok dengan nilai US$ 247,34 juta," ujar Dody.
Jika membandingkan ekspor terhadap impor, perdagangan luar negeri Jabar masih mengalami surplus dari sisi nilai sebesar US$1,63 miliar. Surplus ditunjang dari komoditi non migas yang mengalami surplus sebesar US$1,75 miliar sedangkan komiditi migas tercatat minus sebesar US$ 120,66 juta.