Bisnis.com, BANDUNG -- Bandung Planning Gallery, sebuah tempat untuk menampilkan proyek pembangunan Kota Bandung telah diresmikan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil pada Selasa (1/8). Gedung yang berada di Jalan Aceh itu terletak di bekas bangunan DPRD Kota Bandung.
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil usai meresmikan bangunan tersebut mengatakan, Bandung Planning Gallery merupakan semangat open goverment untuk mentransparasikan pembangunan Kota Bandung agar lebih diketahui masyarakat umum secara langsung.
Menurut dia, transparansi pembangunan ini pun dibagi tiga, yaitu sebagai sarana pembelajaran untuk mengetahui proyek pembangunan Kota Bandung pada masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang.
"Nanti akan ditampilkan rencana proyek tersebut sehingga warga bisa mengomentari secara digital atau manual terkait perkembangan Kota Bandung," kata pria yang akrab disapa Emil ini.
Dia melanjutkan, dengan adanya BPG, warga Bandung tidak akan kesulitan lagi untuk mengetahui rencana pembangunan Kota Bandung. Selama ini, masih ada warga yang bertanya-tanya tentang apa saja yang akan dijalankan Pemerintah Kota Bandung.
"Seperti banyak yang belum tahu 'apa sih proyek yang ada di Bandung?'. Maka di sinilah tempatnya (untuk mengetahuinya). Dan ujung-ujungnya itu, bahwa pembangunan di Kota Bandung tidak top down, tidak tertutup, sangat transparan tapi dalam bentuk ruang yang mengedukasi dan teknologis," katanya.
Selain sebagai sarana pembelajaran bagi warga, di BPG ini terdapat ruang konsultasi bagi warga yang ingin membangun usaha. Nantinya warga tersebut akan diberikan arahan dan masukan-masukan terkait usaha yang akan dijalankannya.
Dia mengatakan, kunjungan BPG lebih ditargetkan kepada kalangan terpelajar agar mereka lebih mengetahui soal kotanya lebih jauh. "Jadi lebih memahami kotanya jangan hanya tahu apa yang mereka lihat dijalan-jalan. Tapi harus lebih tahu secara komperehensif, bahwa Bandung itu sangat kompleks," ujarnya.
Emil menambahkan, BPG dinilai berbeda dengan Musrenbang (musyarawah rencana pembangunan) yang diadakan tiap setahun sekali. Menurut dia, keduanya memiliki peran yang berbeda meskipun sama-sama membicarakan terkait pembangunan Kota Bandung.
"Beda, kalau Musrenbang kan lebih kepada usulan-usulan pembangunan yang didatangkan dari ide atau gagasan warga. Kalau ini khusus untuk bangunan-bangunan proyek infrastruktur yang dibangun oleh swasta atau pemerintah," katanya.
Menurut dia, perbedaan keduanya terletak pada instrumen yang selama ini belum ada di Kota Bandung. Misalnya, terkait perizinan proyek baik dari swasta atau pemerintah yang harus memiliki skema yang baik bagi lingkungannya.
"Bahwa si pemohon harus paham tidak hanya dari kacamata pemerintah tapi juga dari kacamata sosial. Nah selama ini instrumen itu tidak ada. Dan instrumen ini yang dilahirkan," ujarnya.
Bangunan yang menghabiskan anggaran Rp9 miliar itu dibangun di atas lahan sekira 1.600 meter persegi. BPG disebut- sebut sebagai galeri perencanaan terbesar serta tercanggih untuk konsep yang sama di Indonesia.