Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PKC Tertarik Investasi Potassium di Laos

PT Pupuk Kujang Cikampek (PKC) kian percaya diri hasratnya untuk berinvestasi di penambangan Potassium Chloride (KCL) atau kalium di Laos akan terealisasi. Pada Jumat (27/7) kemarin, Menteri Luar Negeri Laos Saleumxay Kommasith mengunjungi kantor PKC di Cikampek, Karawang, Jawa Barat.n
Menteri Luar Negeri Laos Saleumxay Kommasith (kemeja biru) berbincang dengan Direktur Utama PT Pupuk Kujang Cikampek Nugraha Budi Eka Irianto di Kantor Pusat PKC di Cikampek, Jumat (28/7/2017)
Menteri Luar Negeri Laos Saleumxay Kommasith (kemeja biru) berbincang dengan Direktur Utama PT Pupuk Kujang Cikampek Nugraha Budi Eka Irianto di Kantor Pusat PKC di Cikampek, Jumat (28/7/2017)

Bisnis.com, BANDUNG - PT Pupuk Kujang Cikampek (PKC) kian percaya diri hasratnya untuk berinvestasi di penambangan Potassium Chloride (KCL) atau kalium di Laos akan terealisasi. Pada Jumat (27/7) kemarin, Menteri Luar Negeri Laos Saleumxay Kommasith mengunjungi kantor PKC di Cikampek, Karawang, Jawa Barat.

Hadir pada kesempatan tersebut, pemerintah Indonesia diwakili pejabat Kementerian Luar Negeri Abdurrahman Muhammad Fachir, Direktur Utama PT PKC Nugraha Budi Eka Irianto dan rombongan delegasi kementerian luar negeri Laos.

Direktur Utama PT Pupuk Kujang Nugraha Budi Eka Irianto menjelaskan, kunjungan tersebut merupakan upaya peningkatan kerja sama bilateral antara Indonesia dan Laos yang telah terjalin dengan baik selama 60 tahun. Khusus, pada pertemuan kali ini agenda utama adalah rencana kerja sama Indonesia melalui perusahaan Pupuk Indonesia (PI) Group dalam hal pemenuhan kebutuhan bahan baku pupuk NPK.

"Saya meyakini, rencana kerjasama ini nantinya akan lebih menguatkan dan memajukan hubungan Laos dan Indonesia di berbagai bidang, khususnya bidang ekonomi dan pertanian," kata Nugraha yang akrab disapa Anto, kepada wartawan di sela-sela pertemuan itu.

Kedatangan delegeasi pemerintah Laos itu kunjungan balasan PKC yang sempat datang ke negara tersebut untuk mengungkapkan rencana pemerintah Indonesia melalui PKC yang tertarik berinvestasi di pertambangan dan industri pupuk beberapa bulan sebelumnya. Pasalnya, di negara yang berbatasan dengan Myanmar dan Tiongkok itu belum memiliki perusahan pupuk.

Tapi, negara dengan 70% pegunungan ini memiliki tambang KCL yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pabrik pupuk. Sehingga sinergi antara Indonesia dengan Laos akan bekerja lebih efektif.

"Saat ini Pupuk Kujang membutuhkan 70.000 ton potasium setiap tahunnya dan selama ini Indonesia mengimpor potasium dari Kanada dan Rusia," ucapnya.

Sehingga sudah dipastikan biaya operasional yang dikeluarkan oleh anggota holding Pupuk Indonesia cukup tinggi untuk produksinya. Dengan adanya perusahaan KCL di Laos, sangat memungkingkan dapat menekan biaya lebih rendah karena lokasinya lebih dekat.

Skema kerjasama yang bisa diwujudkan antara lain, PI Group membeli saham perusahaan penghasil KCl di Laos atau dalam bentuk perijinan pertambangan potassium untuk dikelola oleh PT Antam dan kemudian diolah menjadi KCl oleh PI Group.

"Bisa juga dengan membangun pabrik NPK di Laos agar dekat dengan sumber bahan baku, kemudian urea dan fosfat kami datangkan dari pabrik kita di Indonesia dan kemudian hasil produksi NPK tersebut kemudian dijual di wilayah Laos dan sekitarnya," ucapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper