Bisnis.com, BANDUNG - PT Pupuk Kujang Cikampek (PKC) mengaku telah siap dengan kebijakan pemerintah yang akan mencabut subsidi pupuk. Kebijakan pemerintah yang akan mencabut subsidi dianggap akan membuat kinerja perusahaan lebih bergairah dan lebih kompetitif.
Direktur Utama PT PKC Nugraha Budi Eka Irianto mengungkapkan, pihaknya telah mengantisipasi sejumlah skenario kebijakan yang akan diterapkan pemerintah terkait pupuk subsidi termasuk dengan program pengalihan kartu tani. Meski begitu, pihaknya sampai saat ini belum tahu persis rencana pencabutan subsisi tersebut.
"Tapi apapun keputusan pemerintah akan diikuti. Dari sisi pupuk kujang akan membuat lebih kompetitif karena subsidi beralih ke petani bukan ke kita. Kita sampai hari ini belum tahu harga beli oleh pemerintah didasarkan oleh yang kita alami atau kepada harga pasar. Apapun, itu kita akan menye suaikan diri," katanya, kepada wartawan usai seminar Tiga Faktor Meningkatkan Produktivitas Padi di Kawasan Industri Kujang Cikampek, Kamis (20/7/2017).
Sejumlah langkah yang telah dipersiapkannya antara lain mengurangi subsidi dan menaikan harga eceran tertinggi (HET) pupuk secara bertahap. Langkah lainnya ialah dengan mengurangi volume pupuk bersubsidi melalui ketaatan aplikasi pola tanam. Dengan ketaatan aplikasi pola tanam mengharuskan petani menggunakan pupuk sesuai yang dianjurkan, yakni pemakaian dosis pupuk setiap hektare.
Menurutnya, langkah-langkah antisipatif itu disiapkan karena jika rencana itu terlaksana tentunya akan mempengaruhi kinerja PT Pupuk Kujang yang sudah berjalan selama ini. Selain itu, rencana pembangunan pabrik NPK Granular III. Pabrik ini nantinya akan memproduksi NPK berbasis nitrat dan urea untuk tanaman holtikultura.
Berdasarkan penelitian pupuk NPK berbasis nitrat ini cocok untuk tanaman holtikultura. Selanjutnya setelah proyek NPK III, Pupuk Kujang akan membangun kembali pabrik NPK dengan kapasitas yang lebih besar sekitar 200-500 ribu ton per tahun.
"Mengenai kompetitor, saingan terberat kita adalah pupuk impor, khususnya pupuk urea. Kalau NPK bisa diatasi kalau saingan kita swasta. Urea saingannya adalah China. Dengan harga gas US$6 juta membuat kita sulit bersaing," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
5 hari yang lalu
OJK Gandeng FSS Korea Tingkatkan Pengawasan Sektor Keuangan
1 hari yang lalu