Bisnis.com, BANDUNG -- Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Jawa Barat (Jabar) Wiwiek Sisto Widayat mengatakan, temuan uang rupiah palsu di Jaw Barat mengalami penurunan.
"Lembar uang palsu yang ditemukan selama 2017 ini menurun, kami melihat ada suatu perbaikan di dalam upaya-upaya yang terus kita lakukan terhadap hal itu (memberantas uang palsu)," kata Wiwiek di Bandung, Jum'at (7/7).
Wiwiek mengatakan, penurunan temuan uang palsu tersebut tidak terlepas dari peranan pihaknya yang selalu melakukan kegiatan sosialiasi kepada masyarakat.
“Upaya yang terus kita lakukan adalah sosialisasi terhadap Cikur (ciri-ciri keaslian uang rupiah) kepada masyarakat yang kita lakukan secara intensif,” jelasnya.
Selain itu, adanya kas keliling di berbagai daerah di Jawa Barat diakui Wiwiek meminimalkan potensi adanya peredaran uang palsu di kota/kabupaten di Jawa Barat.
“Maka sekarang jumlah Kas Keliling terus ditambah. Kita juga ada dua Kas Titipan yakni di Sukabumi dan Subang sehingga itu berdampak terhadap menurunnya potensi uang rupiah palsu ini,” katanya.
Uang palsu yang beredar di masyarakat umumnya adalah pecahan Rp50.000 dan pecahan Rp100.000 dengan emisi tahun 2014 dan 2005. Sementara Sukabumi merupakan wilayah yang sering ditemukan temuan uang palsu. Pihaknya pun terus bersinergi dengan kepolisian guna memberantas hal tersebut.
“Seperti di Cianjur, kami sudah melakukan penindakan bersama pihak kepolisian. Dua bulan lalu di Cimahi kami sudah menangkap pelaku pembuat uang palsu, 7 orang ditangkap dan sudah diproses oleh pihak kepolisian,” jelasnya.
