Bisnis.com, BANDUNG -- Badan Pusat Statistik (BPS) mengaku kesulitan mendata para pelaku ekonomi kreatif yang tidak terhubung langsung dengan sebuah perkumpulan atau yang tidak memiliki kantor sebagai penunjang kegiatan kreatif tersebut.
"Misalnya banyak para pelaku ekonomi kreatif seperti developer yang tidak punya kantor secara fisik sehingga tidak bisa saya datangi," kata Kepala Badan Pusat Statistik, Kecuk Suhariyanto di Bandung, Kamis (6/7).
Dia mengatakan, para pelaku ekonomi kreatif tersebut biasanya bergerak sendiri, sehingga pihaknya agak kesulitan mendata para pelaku ekonomi kreatif tersebut. "Secara bisa dikerjai langsung disitu ya kan, terus di upload di Play Store, sehingga dia tinggal memetik hasilnya," kata dia.
Kendati demikian, pihaknya memiliki satu cara guna mendata para pelaku ekonomi kreatif seperti itu. Menurutnya, cara yang dilakukan adalah dengan mendatangi rumah-rumah.
"Untuk menemukan hal yang seperti itu, yang kami lakukan adalah dengan cara mendatangi rumah-rumah dan mendata anggota rumah tangga yang melakukan kegiatan (ekonomi kreatif) seperti itu," katanya.
Selain development, Suhariyanto juga menemukan dalam industri musik, sampai saat ini BPS mengaku hanya bisa mengukur dalam hal konsinyasi jumlah CD yang terjual. Padahal, kata Suhariyanto, sekarang ini pelaku kreatif itu pendapatannya tidak hanya melalui penjualan CD.
"Tapi dengan cara lain juga, misal CD nya dijual ke kawan lain tapi mereka mendapat pendapatannya dengan perfom dimana-mana," ucap Suhariyanto.
Meski begitu, dia menyebut kendala tersebut menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi BPS. "Saya akui memang kendala seperti itu banyak. Tapi ini menjadi tantangan tersendiri," ujarnya.