Bisnis.com, BANDUNG -- Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat mencatat nilai tukar petani (NTP) Jawa Barat pada juni 2017 mencapai 104,46 atau naik sebesar 0,50% dibanding Mei lalu.
"Kenaikan itu disebabkan indeks harga yang diterima petani naik lebih besar dibanding naiknya indeks harga yang dibayar petani," kata Kepala BPS Jabar doddy Herlando, kemarin.
Berdasarkan data BPS, indeks harga yang diterima petani naik 0,85% dari indeks harga yang dibayar petani naik 0,35%. Artinya, harga hasil produksi pertanian yang diterima petani lebih tinggi dibanding harga barang dan jasa yang dikonsumsi petani untuk rumah tangga maupun produksi.
Doddy Herlando mengatakan, seluruh NTP subsektor meningkat, yakni tanaman pangan, tanaman perkebunan rakyat, hortiklutura, peternakan, serta perikanan.
Kenaikan NTP pada Juni, menurut data BPS, tidak lepas dari kenaikan rata-rata harga gabah kering panen (GKP) maupun harga gabah kering giling (GKG) di tingkat petani.
"Selama Juni, di tingkat petani, rata-rata harga GKP di Jawa Barat Rp 4.556 per kilogram dan rata-rata harga GKG Rp 5,038 per kilogram. Itu keduanya naik dari bulan lalu," kata Doddy Herlando.
Berdasarkan catatan BPS, rata-rata harga GKP di tingkat petani selama Juni naik 3,34% dibanding harga gabah kualitas yang sama pada Mei lalu. Sementara itu, rata-rata harga GKG di tingkat petani selama Juni naik tipis 0,01% dibanding harga gabah kualitas yang sama pada Mei lalu.
Namun, menurut data BPS, untuk rata-rata harga GKP di tingkat penggilingan mencapai Rp 9.585 per kilogram atau turun 0,53% dibanding Mei lalu.
Untuk harga beras premium mencapai Rp 10.065 per kilogram atau naik 1,34%, beras medium mencapai Rp 9.426 per kilogram atau turun 1,72%, dan beras kualitas rendah mencapai Rp 8.484 per kilogram atau naik 2,70%.