Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembangunan Tol Belum Akan Menyelesaikan Kemacetan, Kenapa?

Pengamat Transportasi Publik Djoko Setijowarno menilai dalam lima tahun mendatang upaya pemerintah membangun jalan tol dalam upaya menyelesaikan persoalan kemacetan justru tidak menuntaskan permasalahan.
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, BANDUNG - Pengamat Transportasi Publik Djoko Setijowarno menilai dalam lima tahun mendatang upaya pemerintah membangun jalan tol dalam upaya menyelesaikan persoalan kemacetan justru tidak menuntaskan permasalahan.

Berdasarkan data Kementerian Perhubungan, jumlah kendaraan bermotor pada arus mudik 2013 bertambah lebih dari dua kali lipat, baik mobil maupun sepeda motor. Pada tahun yang sama, pemudik dengan mobil mencapai 1.513 juta unit dan sepeda motor 2.043 juta unit.

"Pada mudik Lebaran 2017, diprediksi mobil 3.482 juta unit dan sepeda motor 6.069 juta unit. Dalam kurun waktu 4 tahun, mobil naik dua kali lipat dan sepeda motor naik tiga kali lipat," katanya, dalam siaran pers yang diterima Bisnis, Selasa (13/6/2017).

Dengan kondisi tersebut, sebanyak apapun jalan yg akan dibangun, tidak akan mampu mengalahkan pertambahan jumlah kendaraan. Jika pemerintah tidak menambah jumlah transportasi umum massal dari Jakarta ke daerah dan memperbaiki transportasi umum di daerah, kemacetan panjang musim mudik bakal bertambah pada setiap tahunnya

Meski begitu, langkah cepat pemerintah untuk memperpanjang jalan tol dan meningkatkan daya tampung jalan patut diapresiasi. Dalam 2-3 tahun, jalan tol dapat mengurangi kemacetan lalu lintas saat mudik.

"Kemacetan akan bertambah parah 4-5 tahun mendatang sehingga jalan tol sebenarnya tidak menyelesaikan persoalan dasar kemacetan Lebaran," ucapnya.

Dirjen Hubdat (Perhubungan Darat) Kementerian Perhubungan memprediksi jumlah kendaraan pribadi lebaran tahun 2017 mengalami peningkatan 13,92% dari 3,48 juta kendaraan tahun 2016, menjadi 3,6 juta kendaraan tahun 2017.

Sedangkan sepeda motor diprediksi mengalami peningkatan sekitar 18,18% dari 6,07 juta kendaraan tahun 2016, menjadi 5,14 juta kendaraan tahun 2017. Pudji mengatakan hal ini berbanding terbalik dengan prediksi penumpang angkutan umum yang turun kurang lebih 2,11%.

"Penumpang angkutan umum turun sekitar 2,11% dari 4,427 juta penumpang tahun 2016, menjadi 4,32 juta penumpang tahun 2017," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper