Bisnis.com, LONDON - Rencana besar akan dilakukan untuk membangun 'kota terapung' di tengah-tengah Samudra Pasifik
Perusahaan AS Seasteading Institute telah menandatangani kesepakatan untuk bekerjasama proyek dengan pemerintah Polinesia. Pemerintah Polinesia telah menandatangani perjanjian dengan perusahaan AS dan mereka berharap pekerjaan konstruksi akan dimulai pada 2019.
The Seasteading Institute telah menghabiskan lima tahun terakhir untuk mencoba mengetahui bagaimana membangun kota terapung yang inovatif.
Polinesia sendiri terdiri dari 118 pulau di Pasifik selatan yang terancam oleh naiknya permukaan air laut.
Menurut ABC yang dilansir dari Mirror, pemerintah pulau telah menandatangani nota kesepahaman dengan lembaga berbasis di San Francisco itu. Namun studi lebih lanjut adalah soal dampak ekonomi dan lingkungan, ditambah penyelidikan implikasi hukum jika kota kota terapung tersebut dibangun.
Randolph Hencken, Direktur Eksekutif lembaga ini, mengatakan "Apa yang kita sukai adalah pilihan masyarakat dan memiliki lokasi di mana kami mencoba hal-hal yang belum pernah sebelumnya, saya tidak berpikir itu akan menjadi sesuatu yang dramatis."
"Kami sedang mencari lokasi air yang aman, kita tidak ingin berada di laut terbuka. Kami tidak harus mulai dari awal karena ini adalah proyek percontohan."
Hencken berharap pemerintah Polinesia akan mendukung upaya perusahaannya sebab dia yakin akan ada manfaat baik langsung dan tidak langsung bagi mereka secara dorongan ekonomi dan wisata yang baik secara langsung atau tidak.
Setelah penelitian awal rampung, rancangan undang-undang diharapkan akan disusun tahun depan sehingga pembangunan dapat dimulai pada 2019.