Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Microsoft Didukung 11 Perusahaan Gugat Pemerintah AS

Microsoft/Reuters
Microsoft/Reuters

NEW YORK—Sejumlah perusahaan teknologi, transportasi media dan farmasi menyatakan dukungannya kepada Microsoft Corp. dalam mengajukan tuntutan kepada Pemerintah AS terkait perlindungan privasi pelanggan mereka.

Total terdapat 11 perusahaan yang mendukung Microsoft pada kasus ini. Beberapa perusahaan tersebut a.l. Amazon, Google dan Apple.Seperti diketahui, Departemen Kehakiman AS berencana menjatuhkan hukuman kepada Micorosoft karena enggan membantu membuka data penggunanya ke pemerintah.

“Pemerintah memang mampu secara diam-diam data kami, meskipun secara hukum tindakan itu terbatas. Tapi tindakan pemerintah itu, tetap memungkinkan mereka untuk mencari data kami di komputasi awan tanpa pernah memberi tahu pelanggan kami,’ tulis ke-11 perusahaan tersebut dalam pernyataan resminya, Sabtu (3/9).

Jumat (2/9) lalu merupakan batas akhir yang ditentukan Departemen Kehakiman AS, kepada perusahaan-perusahaan untuk menyatakan dukungan kepada Microsoft. Selain Apple, Google dan Amazon, terdapat pula lembaga US Chamber of Commerce, National Association of Manufacturers, Delta Air Lines Inc, Eli Lilly and Co, BP America, Washington Post, Fox News, National Newspaper Association, dan Electronic Frontier Foundation.

Sebelumnya, gugatan ini telah diajukan oleh Micorosoft pada April 2016. Dalam gugatan tersebut Raksasa teknologi asal Negeri Paman Sam itu menuduh pemerintah AS melanggar perlindungan konstitusional pada data pelanggannya.

Pemeirntah dituding secara paksa meminta perusahaan membuka data privasi para pelanggannya seperti aakses ke email atau file yang dipakasi secara rahasia.

Tuntutan itu, menurut juru bicara perusahaan, ditujukan pada hukum tahun 1986 yang bernama Electronics Communications Privacy Act. Dalam aturan itu pemerintah memang tidak wajib memberitahu masyarakat yang bersangkutan bila data digitalnya sedang diteliti.

Microsoft berdalih, hukum tersebut dibuat sebelum pusat penyimpanan data jarak jauh yang disebut cloud [komputasi awan] dikembangkan. Microsoft menuduh pemerintah sengaja memanfaatkan i teknologi tersebut ini untuk memperkuat kekuasaannya.

Presiden Direktur Microsoft Brad Smith mengatakan, perusahaannya mengaku jika data pribadi dari para pelanggan akan sangat penting bagi keamanan nasional. “ Namun, saya tidak ingin masyarakat kehilangan hak-hak privasi mereka hanya karena mereka menyimpan informasi di cloud,” katanya.

Kasus serupa sebelumnya, juga telah dialami oleh Apple. Badan intelejen AS FBI meminta Apple untuk membuka kode enkripsi produk iPhone 5c milik Syed Ridwan Farook pada Februari 2016. Farook sendiri adalah terdakwa kasus penembakan 14 orang yang mengakibatkan kematian, San Bernardino, California, Desember tahun lalu.

Namun, permintaan FBI ini ditolak oleh Apple, karena berpotensi mengganggu privasi para konsumen. Akibatnya Apple dituntut oleh FBI karena dinilai membatasi penyelidikannya. Badan intelejen tersebut juga meminta Kongres AS untuk terlibat dalam penyelesaian perdebatan ini.

Baru-baru ini, calon presiden Donald Trump pun turut mendukung FBI untuk meminta Apple membuka kode enkripsi iPhone. Dia bahkan mengajak masyarakat AS untuk memboikot produk Apple.

Kondisi ini tentu saja menjadi pukulan tersendiri bagi perusahaan. Pada saat ini, nilai kapitalisasi pasar Apple tercatat hanya mencapai US$534,7 miliar. Melambatnya penjualan produk iPhone di China, disebut menjadi alasan terbesar pendapatan Apple cenderung melambat 2015 lalu. (Reuters/Bloomberg)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Fajar Sidik
Sumber : JIBI
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper