Bisnis.com, NAIROBI–Serangan sejumlah pria bersenjata dari kelompok militan al Shabaab di kampus Universitas Garissa, Kenya, merenggut 147 nyawa, Kamis (2/4/2015).
Dikutip dari Reuters, Jumat (3/4) Menteri Dalam Negeri Kenya, Joseph Nkaissery, mengatakan empat pria bersenjata dengan bahan peledak terikat pada tubuh di balik pembantaian itu.
Pengepungan berakhir sekitar 15 jam setelah mereka melakukan penembakan brutal di universitas yang berada sekitar 200 kilometer dari perbatasan Somalia tersebut. Kawanan asal Somalia itu juga sempat menyandera sejumlah mahasiswa.
“Operasi berakhir dengan sukses. Empat teroris tewas,” kata Nkaissery.
Selain menelan korban jiwa serangan yang diklaim Al Shabaab itu juga mengakibatkan sedikitnya 79 orang terluka. “Kebanyakan dari mereka dilarikan ke rumah sakit di Nairobi,” jelas Badan Penanganan Bencana Kenya.
Pihak berwenang menawarkan hadiah US$ 215.000 atau sekitar Rp2,7 miliar [nilai tukar Rp13.000/US$] bagi siapa saja yang memberikan informasi untuk penangkapan Mohamed Mohamud.
Ia digambarkan sebagai sosok paling dicari dan terkait dengan serangan terburuk setelah pemboman kedutaan besar Amerika Serikat (AS) di Kenya pada 1998 itu.
Serangan kelompok yang memiliki hubungan dengan al Qaeda itu juga terjadi pada 2013. Sebanyak 67 orang tewas ketika mereka menjadikan pusat perbelanjaan Westgate di Nairobi sebagai sasaran.
Serangan-serangan yang diluncurkan di Kenya dikatakan sebagai pembalasan atas pengiriman pasukan negara itu dalam membantu melawan Al Shabaab di negara asal, Somalia.
Serangan mematikan lain di Kenya terjadi pada Agustus 1998. Saat al Qaeda membom kedutaan besar AS di Nairobi. Sebanyak 224 orang meregang nyawa dan ribuan lain terluka akibat serangan itu.
AS yang mengutuk serangan terbaru, menawarkan bantuan ke Kenya dalam memerangi al Shabaab.