Bisnis.com, BANDUNG--Seorang ibu menuduh maskapai penerbangan Qantas menghentikan anaknya untuk mendapatkan kursi pada salah satu penerbangannya karena penyakit autisme yang diderita sang anak.
Gizelle Laurente mengklaim awalnya maskapai menolak untuk mengizinkan anaknya yang bernama Jacob Prien untuk bergabung dalam penerbangan dari Darwin ke Brisbane kemarin. Jacob dijadwalkan untuk masuk dalam perjalanan dalam rangka menghabiskan Paskah dengan ayah dan kakaknya.
Menurutnya, Qantas mengatakan bagaimanapun Jacob tidak akan bisa terbang meskipun dengan layanan perusahaan yang diperuntukan menemani anak di bawah umur. Gizelle mengatakan perusahaan menilai pihak mereka tidak mampu untuk terbang bersama Jacob dan pilot datang untuk menemuinya di pintu gerbang dan memberitahu hal tersebut.
Sementara itu Gizelle mengatakan anaknya telah diberikan dosis obat yang lebih tinggi dari biasanya, untuk berjaga-jaga akan sesuatu yang tidak diinginkan.
Dia mengungkapkam hal ini bertujuan untuk memastikan Jacob tetap tenang di penerbangan dan ia juga memiliki surat izin dari dokter, namun Jacob masih tidak diizinkan untuk naik ke dalam pesawat.
Dia mengklaim pilot mengatakan anaknya tersebut tidak akan terbang kecuali, Gizelle juga membeli tiket dan ikut dalam perjalanan bersama anaknya.
"Saya menjelaskan bahwa saya tidak mampu membeli tiket dan dia berkata 'baik saya minta maaf anak Anda tidak bisa ikut'."
Maskapai mengklaim tidak mendiskriminasikan siapapun termasuk Gizelle dan anaknya, karena perusahaan juga berusaha mengumpulkan saran dari tim medis. Seorang juru bicara mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kesehatan dan keselamatan penumpang adalah perhatian utama maskapai setiap saat.
"Dalam hal ini, kru berusaha mencari nasihat dari tim medis profesional dan mengambil keputusan untuk tidak memungkinkan perjalanan sampai informasi lebih lanjut tentang kondisinya berhasil dikumpulkan untuk memastikan tidak ada risiko pada penumpang."
Para kru menjaga kepentingan terbaik para penumpang dan sama sekali tidak ada niatan untuk menyebabkan penderitaan atau diskriminasi dengan cara apapun.
Jacob akhirnya telah menjalani semua kebutuhan tes medis dan dapat melakukan perjalanan dengan Qantas setelah persetujuan dari tim medis maskapai tersebut. Dokumen medis yang dimaksudkan, diharapkan maskapai dapat diberikan beberapa hari sebelum penerbangan atau ketika membeli tiket.
Untungnya, Jacob mendapat kejelasan akan semua hal tersebut dan dapat melanjutkan perjalanan ke Brisbane untuk merayaksn Paskah di akhir pekan.