Bisnis.com, BANDUNG--Perhimpunan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI) Jabar mengatakan lebih dari 20 hotel di Kota Bandung akan dijual karena rendahnya okupansi dan beratnya beban untuk memenuhi biaya operasional perusahaan.
Ketua PHRI Jabar Herman Muchtar mengatakan okupansi hotel di Kota Bandung saat ini rata-rata hanya mencapai 25%-30% atau turun drastis dari okupansi rata-rata yang biasanya mencapai 55%.
"Okupansi rata-rata hanya sekitar 30%, bahkan ada juga hotel yang okuopansinya hanya 15%. Sementara untuk menutupi biaya operasional harian, okupansi yang dibutuhkan minimal 40%, karena jika tidak maka perusahaan harus menombok atau menutupi," katanya, Senin (9/3/2015).
Tidak hanya itu, selain beban biaya operasional yang harus dikeluarkan, perusahaan pelaku industri perhotelan juga masih berkewajiban membayar kredit ke perbankan dimana sebagian besar hotel dibangun dan dikembangkan dengan kredit.
Menurutnya, langkah lainnya yang juga bisa dilakukan oleh perusahaan adalah efisiensi karyawan atau pemutusan hak karyawan (PHK).
"Ketika setoran kepada bank sudah tidak dapat dibayar, maka pilihannya hanya menjual hotel tersebut. Beragam hotel yang akan dijual mulai dari bintang 3 hingga bintang 5, bahkan hotel yang belum jadi atau masih proses saja juga kebanyakan sudah ditawarkan untuk dijual."
Herman menilai menjual hotel di Kota Bandung pada saat kondisi sulit seperti ini juga bukan hal yang gampang karena tidak semua investor mau menjadikan properti hotel sebagai lahan investasi seperti beberapa tahun lalu.
Menurutnya para pembeli akan benar-benar menimbang bagaimana perkembangan hotel yang dijual dan juga kondisi industri perhotelan di kota tersebut secara keseluruhan yang mana saat ini dinilai semakin lesu.
"Jadi kondisi industri perhotelan di Kota Bandung saat ini adalah hotelnya banyak yang akan dijual, tetapi pembelinya tidak ada atau sulit dicari. Hanya orang-orang atau investor yang yang tidak punya hutang, yang mau membeli hotel di Bandung ini untuk dijadikan modal berinvestasi," ujarnya.