TASIKMALAYA (bisnis-jabar.com) - Petani di Tasikmalaya belum menjadikan tanaman cengkeh sebagai tanaman utama yang produksinya menjadi andalan perekonomian petani. Hal itu lantaran harga cengkih di tingkat lokal sangat fluktuatif sehingga para petani tidak memiliki keberanian untuk menanam cengkih lebih besar dan menjadikan sumber penghasilan utama ekenomi keluarga mereka. “Alasan petani mau berkebun sebuah tanaman, tergantung permintaan. Umumnya jika harga-harga buah hasil tanam bagus, petani ramai-ramai berkebun. Giliran harga anjlok, mereka menebang hingga habis,” ungkap Kepala Seksi Pengendalian Perkebunan pada Dinas Tanaman Pangan Kabupaten Tasikmalaya kepada bisnis-jabar, Senin (12/11). Dia mengatakan untuk periode panen bulan ini, harga cengkeh di tingkat petani cukup bagus. Itu disebabkan beberapa faktor antara lain, tingkat produksi cengkeh sedikit karena lama musim kemaru. Di tingkat petani saat ini kata dia, harga cengkeh per kilogram kisaran Rp120.000-Rp130.000. “Itu kan sesuai hukum pasar, barang sedikit permintaan tinggi akibatnya harga mahal. Demikian juga cengkeh. Mungkin sebelumnya kemarau jadi produksi menurun,” katanya. Di Kabupaten Tasikmalaya katanya, sentra petani cengkeh antara lain, di Kecamatan Karangnunggal, Cineam, Kadipaten dan Cipatujah. Namun demikian daerah tersebut bukan sentra yang menanam besar-besaran cengkeh. Kebun cengkeh masih tercampur dengan tanaman lain seperti kelapa dan pohon produktif. “Dengan pola tanam seperti itu tentu berdampak pada kualitas dan kuantitas produksi cengkeh. Kondisi ini karena petani belum fokus berkebun cengkih dalam satu lokasi,” katanya. Sementara itu, berdasarkan survei BPS Kabupaten Tasikmalaya tahun 2011, luas lahan tanaman cengkeh seluas 419 hektare untuk tanaman muda produktif dan luas lahan tanaman tua produktif mencapai 367,60 hektare tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Tasikmalaya. (k55/ajz)
Komoditas Cengkeh di Tasikmalaya Belum Serius
TASIKMALAYA (bisnis-jabar.com) - Petani di Tasikmalaya belum menjadikan tanaman cengkeh sebagai tanaman utama yang produksinya menjadi andalan perekonomian petani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
Terpopuler
# Hot Topic
Rekomendasi Kami
Foto
