Bisnis.com, CIREBON - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Cirebon rmeluncurkan 10 Bank Mini di sejumlah sekolah menengah pertama (SMP) yang tersebar di Kabupaten Cirebon. Program ini merupakan upaya memperluas akses keuangan pelajar dan mempercepat peningkatan literasi keuangan sejak usia dini.
Menurut Kepala OJK Cirebon Agus Muntholib, kebutuhan akan pemahaman keuangan kini menjadi lebih mendesak, mengingat tantangan dunia kerja yang terus berubah.
Ia menekankan pentingnya memberikan bekal literasi finansial bagi generasi muda agar memiliki kesiapan menghadapi tantangan ekonomi, baik sebagai tenaga kerja maupun wirausaha.
“Dalam 10 tahun ke depan, para pelajar ini akan masuk ke dunia kerja. Mereka harus sudah akrab dengan istilah keuangan, mampu mengatur pengeluaran, menabung, bahkan membuat keputusan finansial yang cerdas,” ujar Agus, Rabu (25/6/2025).
Agus mengatakan, Bank Mini Sekolah juga menjadi bagian dari agenda Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Kabupaten Cirebon. Melalui pendekatan ini, OJK mendorong lahirnya ekosistem keuangan mikro di lingkungan sekolah, yang tak hanya melibatkan siswa tetapi juga guru, orang tua, dan komunitas pendidikan.
Selain melatih keterampilan dasar pengelolaan uang, kehadiran Bank Mini Sekolah juga memberikan akses langsung kepada produk keuangan resmi, seperti tabungan pelajar. Di tahap awal, sebanyak 20.000 rekening Simpanan Pelajar (SImPel) dibuka untuk siswa SMP di Kabupaten Cirebon, yang terkoneksi dengan bank mitra seperti Bank BJB.
Baca Juga
Sistem operasional Bank Mini umumnya mencakup pelayanan setoran dan penarikan tabungan siswa, pencatatan manual maupun digital, serta simulasi pembukuan. Beberapa sekolah bahkan mengintegrasikan pengelolaan bank mini ke dalam kurikulum mata pelajaran seperti matematika atau ekonomi.
"OJK juga melibatkan bank-bank konvensional dan syariah dalam mendampingi teknis operasional. Bank mitra bertindak sebagai pengawas, pembimbing teknis, dan penyedia sistem pelaporan sederhana agar siswa mampu mengelola dana dengan benar," kata Agus.
Di sisi lain, proyek ini juga dirancang sebagai strategi penguatan karakter. Dengan belajar menabung secara rutin, siswa dilatih untuk disiplin, bertanggung jawab, dan memiliki kesadaran jangka panjang terhadap pentingnya perencanaan keuangan.
Tak hanya berhenti pada pelajar, proyek ini turut menyentuh aspek kesejahteraan tenaga pengajar dan tenaga kependidikan. Sebanyak 1.734 Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) disalurkan untuk para Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di Kabupaten Cirebon.
"Skema ini dirancang agar aparatur pendidikan non PNS memiliki perlindungan finansial di masa pensiun," katanya.
Program ini diharapkan menciptakan efek berantai. Ketika siswa terbiasa berhubungan dengan produk keuangan formal, maka keluarga mereka pun akan semakin teredukasi dan terdorong untuk lebih aktif menggunakan layanan perbankan, asuransi, maupun lembaga keuangan lainnya.
Sementara itu, keterlibatan sekolah dalam mengelola Bank Mini juga memberikan peluang bagi guru untuk meningkatkan kompetensi dalam bidang keuangan dasar, manajemen kas sederhana, dan pendampingan siswa berbasis proyek.
"Lebih dari sekadar menabung, Bank Mini Sekolah diharapkan menjadi ruang belajar aktif, tempat siswa belajar mengambil keputusan, menghitung risiko, serta mengenal nilai uang dan pentingnya masa depan finansial yang terencana," katanya.