Bisnis.com, CIREBON - Enam warga Kabupaten Garut menjadi korban penipuan kerja dan terlantar selama berhari-hari di hutan wilayah Provinsi Riau.
Mereka semula dijanjikan pekerjaan dengan bayaran tinggi, namun justru harus berjalan kaki menembus belantara untuk menyelamatkan diri setelah tertipu.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Garut Aji Sukarmaji mengatakan keenam warga tersebut sudah tiba kembali di Garut dalam kondisi selamat setelah sempat mengalami masa sulit di lokasi kerja yang tidak sesuai harapan.
"Mereka dijanjikan pekerjaan dengan gaji besar, tapi malah ditelantarkan. Alhamdulillah mereka sudah tiba dan langsung kami tangani secara medis dan sosial," ujar Aji, Selasa (10/6/2025).
Kejadian bermula pada April 2025, ketika enam warga Garut bersama enam orang lainnya dari berbagai daerah diberangkatkan ke sebuah perkebunan di sekitar Pekanbaru, Riau, dengan iming-iming pekerjaan di industri kayu putih dan bayaran hingga Rp10 juta per bulan.
Namun sesampainya di sana, realitas berkata lain. Setelah dua minggu bekerja mengolah kayu albasia untuk industri kertas, para pekerja mulai menyadari kejanggalan.
Baca Juga
Gaji tak kunjung diberikan, sementara perantara yang menjanjikan pekerjaan itu mendadak menghilang membawa uang dan dokumen milik para pekerja.
“Saya pikir ini peluang besar, tapi malah dijebak. Tidak ada kontrak kerja, tidak ada gaji, dan kami ditinggalkan begitu saja,” kata Setiawan, salah satu korban asal Kecamatan Cigedug, yang ikut dalam rombongan.
Delapan dari dua belas pekerja yang merasa ditipu akhirnya memilih kabur dari lokasi kerja. Tanpa kendaraan, mereka memutuskan berjalan kaki menembus hutan dan sungai, berbekal keyakinan untuk mencari jalan pulang.
Perjalanan pelarian itu bukan tanpa risiko. Dalam kondisi fisik yang menurun, mereka berjalan selama tiga hari tiga malam di dalam hutan, nyaris tanpa makanan dan tempat berteduh. Cuaca buruk dan medan sulit memperparah keadaan mereka.
Perjalanan yang diperkirakan hanya memakan waktu beberapa hari, ternyata berlangsung hampir dua minggu karena tersesat. Untungnya, rombongan ini akhirnya ditemukan oleh seorang pencari madu hutan yang kemudian membantu menghubungi aparat dan Dinas Sosial setempat.
“Kalau tidak ada orang baik itu, mungkin kami tidak bisa pulang. Kami sudah lemas, kehujanan, bahkan sempat hampir putus asa,” ujar Panji, warga Garut Kota yang juga termasuk dalam kelompok korban.
Pemulangan Antarprovinsi
Begitu mendapatkan informasi tentang keberadaan warganya yang terlantar di Riau, Pemkab Garut segera berkoordinasi lintas provinsi. Dinsos Garut menggandeng Dinas Sosial Provinsi Riau, serta aparat dari wilayah Jambi dan Lampung yang turut membantu proses pemulangan.
“Koordinasi dilakukan dengan berbagai pihak. Bahkan Polsek di Jambi ikut turun tangan mengamankan proses perjalanan mereka hingga sampai di Garut,” jelas Aji.
Sesampainya di Garut, keenam korban langsung dibawa ke Puskesmas Tarogong Kidul untuk menjalani pemeriksaan kesehatan menyeluruh. Selain layanan medis, mereka juga menerima bantuan sembako dan pendampingan psikologis awal sebelum akhirnya dipulangkan ke rumah masing-masing.
Pemerintah Kabupaten Garut kini mengimbau seluruh warganya untuk lebih berhati-hati terhadap tawaran pekerjaan, khususnya yang datang dari calo atau pihak tak resmi.
“Jangan mudah tergiur oleh gaji besar tanpa ada kejelasan legalitas dan kontrak kerja. Kami minta warga yang ingin bekerja ke luar daerah agar terlebih dahulu mengonsultasikan ke dinas terkait,” tegas Aji.