Bisnis.com, CIREBON- Aktivitas bongkar muat barang dan peti kemas domestik di Pelabuhan Cirebon dan Pelabuhan Indramayu menunjukkan tren positif pada April 2025.
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat mencatat kenaikan signifikan aktivitas bongkar muat di kedua pelabuhan tersebut, meskipun secara tahunan (year on year) volume total muatan di seluruh Jawa Barat mengalami penurunan.
Kepala BPS Jawa Barat Darwis Sitorus menyampaikan, volume muat barang dan peti kemas domestik yang diangkut dari Jawa Barat pada April 2025 mencapai 86.580 ton. Angka ini naik sebesar 46,46% dibandingkan dengan bulan sebelumnya, Maret 2025.
"Kami mencatat peningkatan paling tajam berasal dari Pelabuhan Cirebon yang naik sebesar 162,32%, disusul oleh Pelabuhan Indramayu dengan kenaikan 49,93%," ungkap Darwis, Senin (9/6/2025).
Kenaikan ini cukup mengejutkan mengingat tren sebelumnya yang cenderung stagnan. Menurut Darwis, pertumbuhan muat barang ini menjadi indikator pemulihan ekonomi sektor logistik dan perdagangan domestik, terutama di wilayah utara dan timur Jawa Barat.
Pelabuhan Cirebon yang terletak di Kota Cirebon, selama ini dikenal sebagai pelabuhan penghubung penting untuk distribusi semen, bahan bangunan, dan kebutuhan industri ke wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya.
Baca Juga
Kenaikan drastis pada April 2025, menurut Darwis, kemungkinan dipicu oleh meningkatnya permintaan proyek pembangunan di wilayah Pantura dan sekitarnya.
Sementara itu, Pelabuhan Indramayu — yang dalam data BPS juga mencakup Pelabuhan Balongan dan Pelabuhan Eretan — mengangkut barang dan peti kemas sebesar 63.530 ton. Ini naik hampir 50% dari bulan sebelumnya. Wilayah ini dikenal sebagai sentra distribusi hasil pertanian dan minyak sehingga peningkatan muatan menunjukkan pergerakan positif sektor tersebut.
Namun, tren sebaliknya terjadi di Pelabuhan Patimban, Kabupaten Subang. Volume muat barang justru mengalami penurunan sebesar 21,13% dibandingkan Maret 2025.
Patimban, yang dibangun sebagai pelabuhan masa depan bertaraf internasional, tampaknya belum sepenuhnya menunjukkan performa maksimalnya pada sektor domestik pada bulan April.
"Penurunan di Patimban memang mencerminkan dinamika logistik, di mana distribusi domestik bisa jadi terserap di pelabuhan lain atau mengalami pengalihan rute," jelas Darwis.
Secara keseluruhan, dari tujuh pelabuhan yang tersebar di Jawa Barat, hanya tiga pelabuhan yang melaporkan adanya aktivitas muat barang dan peti kemas selama April 2025, yakni Pelabuhan Cirebon, Indramayu, dan Patimban.
Pelabuhan lain seperti Pelabuhan Ratu di Sukabumi, Pangandaran, serta dua pelabuhan kecil lainnya di Indramayu, tidak mencatatkan aktivitas bongkar muat barang selama periode tersebut.
Meskipun terjadi lonjakan bulanan (month-to-month), BPS mencatat volume muat barang dan peti kemas secara tahunan masih menurun cukup drastis. Dibandingkan April 2024 yang mencatat volume muat 152.670 ton, angka April 2025 mengalami penurunan sebesar 43,29%.
“Penurunan year on year ini cukup dalam, utamanya disebabkan oleh penurunan di Pelabuhan Indramayu. Tahun lalu volumenya mencapai 125.750 ton, sementara tahun ini hanya 63.531 ton,” ujar Darwis.
Pelabuhan Cirebon juga menunjukkan penurunan tahunan sebesar 32,44%. Namun, berbeda dengan dua pelabuhan tersebut, Pelabuhan Patimban justru mengalami peningkatan secara tahunan, yakni sebesar 47,60%.
Jika ditinjau dari kinerja kumulatif sepanjang tahun 2025 hingga April, total volume muat barang dan peti kemas domestik di Jawa Barat mencatatkan kenaikan sebesar 13,86% dibandingkan periode yang sama tahun 2024.
Hal ini menunjukkan secara umum aktivitas logistik dan distribusi barang mengalami tren membaik, meskipun belum sepenuhnya pulih dari tekanan yang mungkin disebabkan oleh kondisi ekonomi global maupun regional pada tahun lalu.