Bisnis.com, CIREBON- Pengendara ojek online (ojol) di Kabupaten Cirebon mulai menyuarakan kekesalan mereka terkait besaran komisi yang dipotong oleh platform transportasi Grab.
Komisi yang mencapai sekitar 20% dari setiap transaksi dilakukan pengemudi dinilai sangat memberatkan, apalagi di tengah kondisi ekonomi yang serba sulit.
Keluhan tersebut disampaikan para pengendara ojol saat menyampaikan aspirasi di Kantor Bupati Cirebon, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Selasa (15/4/2025).
Menurut para pengemudi, potongan tersebut dianggap terlalu tinggi mengingat mereka juga harus menanggung biaya tambahan seperti bahan bakar, perawatan kendaraan, dan berbagai biaya operasional lainnya.
Salah seorang pengemudi ojol, Tryas yang telah menggeluti pekerjaan ini lebih dari lima tahun mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap kebijakan komisi tersebut.
"Sekarang ini pendapatan kami sudah tipis, setelah dipotong 20%, belum lagi kalau ada masalah dengan kendaraan atau jika harus beli bensin lebih banyak. Sementara itu, kami harus bertanggung jawab penuh atas kendaraan yang kami gunakan," kata Tryas.
Baca Juga
Tryas juga menjelaskan, dalam sehari, ia harus bekerja keras untuk memperoleh pendapatan yang layak, namun komisi yang dipotong membuatnya semakin sulit untuk mencukupi kebutuhan hidup.
Ia menyebutkan, dalam beberapa kesempatan ia bersama pengendara lainnya
sempat mengadakan pertemuan kecil di titik kumpul untuk membahas hal ini dan mencari solusi bersama.
"Berharap pemerintah daerah turun tangan untuk membantu mereka dalam menyampaikan tuntutan agar komisi tersebut dipertimbangkan ulang," katanya.
Menurut Tryas, rata-rata seorang pengendara Grab di Kabupaten Cirebon hanya bisa mendapatkan keuntungan bersih antara Rp50.000 hingga Rp 150.000 dalam sehari, tergantung pada jumlah perjalanan yang dapat diselesaikan.
Namun, angka tersebut belum memperhitungkan biaya bensin, yang berkisar antara Rp 30.000 hingga Rp 50.000 setiap harinya. Apalagi jika ada kerusakan atau perawatan kendaraan, yang bisa mengurangi penghasilan lebih lanjut. D
Selain itu, banyak pengemudi yang merasa mereka tidak mendapatkan fasilitas yang memadai dari pihak Grab, terutama dalam hal pemeliharaan atau perawatan kendaraan.
"Kami harus menanggung biaya perbaikan sendiri tanpa adanya bantuan dari perusahaan, meskipun kami adalah mitra kerja," ujar Tryas.
Pemerintah Kabupaten Cirebon melalui Dinas Perhubungan (Dishub) menyatakan, mereka akan segera melakukan koordinasi dengan pihak Grab untuk mendiskusikan keluhan dari pengemudi ojol ini.
Sekretaris Dishub Kabupaten Cirebon, Yayan Sunarya mengatakan, pihaknya sangat memahami keluhan yang disampaikan oleh pengendara ojol. “Kami akan mencoba memfasilitasi dan menjadi mediator antara pengemudi ojol dengan pihak Grab untuk mencari solusi yang terbaik. Kami ini sulit bertemu pihak aplikator," ujar Yayan.
Namun, Hendra juga mengingatkan, meskipun pemerintah daerah dapat berperan sebagai mediator, kebijakan utama mengenai potongan komisi adalah keputusan yang berada di tangan perusahaan platform ojek online.