Bisnis.com, INDRAMAYU - Pemerintah Kabupaten Indramayu menetapkan status tanggap darurat bencana banjir rob di Desa Eretan Kulon, Kecamatan Kandanghaur, setelah air laut pasang menyebabkan tanggul jebol dan merendam ratusan rumah.
Status ini berlaku selama tujuh hari, mulai 30 Januari hingga 6 Februari 2025, dengan kemungkinan perpanjangan jika kondisi belum membaik.
Keputusan ini diambil setelah gelombang tinggi menerjang kawasan pesisir pada Rabu (29/1), dengan ombak setinggi 3 hingga 4 meter menghantam tanggul penahan ombak di Blok Kibuyut dan tanggul Sungai Kali Menir.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Indramayu, sebanyak 123 kepala keluarga terdampak langsung oleh peristiwa ini. Beberapa rumah mengalami kerusakan parah, bahkan tujuh rumah dilaporkan hancur akibat terjangan air yang kuat.
Warga yang rumahnya terendam dievakuasi ke Balai Desa Kertawinangun serta rumah kerabat terdekat.
Pelaksana Tugas (Plt) BPBD Indramayu Sutrisno mengatakan banjir rob kali ini lebih parah dibandingkan kejadian sebelumnya. Faktor utama yang memperburuk situasi adalah tingginya gelombang laut serta kondisi tanggul yang sudah rapuh akibat abrasi.
Baca Juga
"Tanggul penahan ombak yang ada di Blok Kibuyut sudah mengalami kerusakan sejak beberapa bulan terakhir. Kami sebenarnya sudah berencana melakukan perbaikan, tetapi gelombang tinggi yang datang lebih cepat dari perkiraan membuat tanggul jebol lebih dulu," kata Sutrisno, Kamis (30/1/2025).
Selain merendam permukiman, banjir rob ini juga menyebabkan kerusakan infrastruktur serta mengganggu aktivitas ekonomi warga. Beberapa tambak ikan yang menjadi sumber mata pencaharian utama warga Eretan Kulon rusak akibat terjangan air laut.
Meski pemerintah telah menetapkan status tanggap darurat dan mulai memberikan bantuan, warga masih berharap ada solusi jangka panjang agar mereka tidak terus-menerus menghadapi ancaman banjir rob.
"Setiap tahun kami selalu dihantui banjir rob. Kami berharap ada solusi nyata dari pemerintah, bukan hanya bantuan sementara," ujar Ahmad, warga yang terdampak.