Bisnis.com, BANDUNG--Pemerintah Provinsi Jawa Barat mulai serius membangun transportasi publik terintegrasi. Salah satu yang kini baru saja dioperasikan yaitu Bus Rapid Transit (BRT) Metro Jabar Trans (MJT) yang melayani angkutan warga Bandung Raya.
Bus ini mulanya sudah beroperasi sejak beberapa tahun lalu dengan nama Trans Metro Pasundan. Saat itu pengelolaannya juga masih belum sepenuhnya oleh Pemprov Jabar, melainkan masih pemerintah pusat.
Berjalannya waktu, kini berganti nama dan dikelola oleh Pemprov Jabar, dan namanya berganti menjadi MJT.
Total ada sebanyak 85 unit bus yang disediakan untuk enam koridor. Adapun enam koridor ini yaitu, Leuwipanjang – Soreang, Kota Baru Parahyangan – Alun-alun Bandung, BEC – Baleendah, Leuwipanjang – Dago, Dago – Jatinangor, Leuwipanjang – Majalaya.
Plh Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Jabar Ade Afriandi mengatakan saat ini tarif yang berlaku hanya sekali jalan. Namun, para penumpang bisa melakukan dua kali atau lebih perjalanan selama dalam batas waktu 90 menit.
"Ya bayar sekali batas waktunya 90 menit. Jadi transitnya kurang dari 90 menit, harga tetap Rp4.900," katanya dikutip Selasa (7/1/2025).
Baca Juga
Ade mengakui, Pemprov Jabar memiliki keinginan semuanya diberlakukan dalam satu tiket dan ini terintegrasi dengan kereta tiket Whoosh. Adapun targetnya sistem ini diterapkan pada 2027.
"Terintegrasi jadi misalkan kalau kita dari rumah naik BRT misalkan ya mau sampai ke Woosh Itu tidak turun beli tiket, turun beli tiket gitu, bisa sekaligus ya," ucapnya.
Dana operasional untuk BRT MJT ini telah disiapkan sebesar Rp121 miliar yang bersumber dari dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) untuk kurun waktu satu tahun.
Adapun operasional BRT Metro Jabar Trans meliputi subsidi tarif, BBM, listrik (Bus Listrik) sopir, sarana prasarana dan pemeliharaan armada. "Untuk operasional setahun itu Rp121 miliar, tahun yang akan datang harus ada sharing dengan kabupaten/kota yang ada di Bandung Raya," katanya.