Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Korban Rentenir di Kota Bandung Mayoritas Ibu-ibu, Pemkot Upayakan Hal Ini

Pemkot Bandung sudah melakukan upaya edukasi dan sosialisasi setiap tahun terkait risiko terjerat dua akses keuangan ilegal tersebut.
Warga di Kota Bandung akan didorong untuk memiliki keahlian berwirausaha agar bisa memiliki kemandirian secara ekonomi.
Warga di Kota Bandung akan didorong untuk memiliki keahlian berwirausaha agar bisa memiliki kemandirian secara ekonomi.

Bisnis.com, BANDUNG -- Ribuan warga Kota Bandung masih menjadi korban rentenir dan pijaman online (pinjol) ilegal. Sekitar 90% di antaranya menimpa ibu-ibu dan 85% melakukan tanpa sepengetahuan suaminya. 

Catatan tersebut disampaikan oleh Satuan Tugas (Satgas) Anti Rentenir Kota Bandung dalam Keberlanjutan dan Kemandirian Kampung Bersih Rentenir (KBR), di Kota Bandung, Senin (9/12/2024), 

Kabid Pelayanan dan Verifikasi Satgas Rentenir Kota Bandung Saiful Arief mengatakan, jika dirinci, sekitar 2.000 di antaranya menjadi korban pinjol ilegal dan hampir 500 orang menjadi korban rentenir. 

"Mereka itu kadang meminjam untuk modal usaha, 45% nya untuk modal usaha, 35% nya konsumtif," jelasnya. 

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kota Bandung Eric M Attauriq mengatakan pihaknya sudah melakukan upaya edukasi dan sosialisasi setiap tahun terkait risiko terjerat dua akses keuangan ilegal tersebut. 

"Jadi ini salah satu langkah strategis dari Pemkot Bandung, sudah dirintis 5-6 tahun lalu," ungkapnya. 

KBR ini menurutnya dilakukan bertahap untuk menciptakan kawasan yang bebas dari rentenir. Saat ini baru ada enam kecamatan yang dinyatakan terbebas dari rentenir. 

"Ini dilakukan bertahap, karena tahapannya bertahap per 3 tahun," ungkapnya. 

Warga di Kota Bandung akan didorong untuk memiliki keahlian berwirausaha agar bisa memiliki kemandirian secara ekonomi. Untuk akses permodalan, pihaknya juga menggandeng lembaga industri keuangan agar bisa memberikan bantuan permodalan yang lebih aman. 

"Kita lakukan tidak hanya dari permodalan, tapi dari edukasi, sosialisasi hingga pemasaran," tandasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dea Andriyawan
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper