Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Debat Pilgub Jabar 2024: Para Cagub Paparkan Cara Tuntaskan Persoalan TBC

Dalam sub temanya pertama, pasangan calon nomor nomor urut 1 Acep Adang Ruhiat-Gitalis Dwi Natarina diberi pertanyaan terkait kasus Tuberkulosis di Jawa Barat.
Debat perdana Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat yang digelar di Universitas Padjadjaran (Unpad).
Debat perdana Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat yang digelar di Universitas Padjadjaran (Unpad).

Bisnis.com, BANDUNG — Debat perdana Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat yang digelar di Universitas Padjadjaran (Unpad) menghadirkan tema "Membangun Jawa Barat Menuju Masyarakat Digital yang Sejahtera dan Berdaya Saing Global".

Dalam sub temanya pertama, pasangan calon nomor nomor urut 1 Acep Adang Ruhiat-Gitalis Dwi Natarina diberi pertanyaan terkait kasus Tuberkulosis di Jawa Barat yang cukup besar secara nasional. Bahkan 15% di antaranya adalah menimpa anak-anak di 2023.

Menurut Acep, dalam bidang kesehatan dan penurunan terutama kasus TBC, pihaknya memberikan tawaran beberapa program untuk meningkatkan kesehatan dan mengurangi penyakit TBC.

“Pertama adalah program skrining digital massal yang kedua adalah kartu keluarga bahagia dalam rangka Bagaimana program nutrisi bagi pasien TBC,” ungkapnya.

Ketiga adalah membentuk 627 klinik kesehatan terpadu dan berbasis pelayanan TBC. Dengan demikian pihaknya berharap mampu memberikan layanan yang baik.

Menanggapi hal tersebut, Cagub nomor urut 2, Jeje Wiradinata mengatakan lingkungan serta tenaga medis merupakan dua hal yang penting untuk mengatasi masalah ini. 

“TBC adalah penyakit yang bisa diobati tapi yang harus dilakukan adalah lingkungan yang tidak boleh kumuh yang kedua adalah penyiapan tenaga medis yang mumpuni karena TBC bisa dilakukan penyembuhan dengan kedisiplinan pasien tenaga medis sehingga ada interaksi keduanya Insya Allah TBC akan bisa ditangani di Jawa Barat,” ungkap dia.

Bahkan kasus TBC di Jawa Barat berjumlah 220.000 kasus yang ada di permukaan dan mungkin di bawahnya seperti gunung es.

“Tentu langkah-langkah di kabupaten kota menjadi perhatian penting untuk menangani penyakit TBC ini,” ungkapnya.

Kemudian, Cagub nomor urut 3, Ahmad Syaikhu mengatakan, penanganan TBC ini harus dengan kasih sayang bukan malah dijauhi tapi harus didekati.

“Itulah sebabnya kita melihat persoalan TBC ini karena masalah lingkungan bisa jadi lingkungan perokok pasif sehingga kota ini harus ada kawasan bebas asap rokok penanganan juga harus melalui Posyandu sehingga bisa mendeteksi betul mereka-mereka yang terbaik sehingga pentingnya kita merevitalisasi Posyandu bentuk-bentuk Kami menawarkan agar kader-kader posyandu ditingkatkan insentifnya agar bisa lebih fokus menangani ini,” ungkapnya.

Terakhir, Cagub nomor urut 4, Dedi Mulyadi mengatakan penanganan TBC seharusnya dibagi menjadi dua, yang pertama adalah penanganan jangka panjang dan jangka pendek.

“Penanganan jangka pendek adalah seluruh anak-anak yang berpotensi memiliki penyakit segera didiagnosa agar tidak muncul ketika sudah menjadi parah dan menjadi kasus sehingga setiap orang terlahir harus didampingi oleh dokter di situlah diperlukan negara tampil untuk melahirkan dokter keluarga yang berkunjung kepada masyarakat bukan hanya kepada masyarakat kaya tetapi juga masyarakat miskin,” ungkapnya.

Yang kedua dalam jangka panjang, ia menilai perlu adanya pendampingan oleh fasilitas ekonomi karena seringkali TBC diakibatkan karena ketidakmampuan ekonomi keluarga.

“yang ketiga adalah lingkungan yang harus segera diperbaiki karena lingkungan adalah faktor utama lahirnya TBC,” ungkapnya.

Menanggapi hal tersebut, Acep mengatakan pihaknya pada dasarnya setuju atas apa yang disampaikan oleh paslon lain.

“Dengan demikian karena TBC adalah penyakit menular sehingga perlu adanya penanganan lebih dini sehingga dengan adanya program skrining digital sehingga ini akan sejak awal akan mengetahui siapa yang memperoleh penyakit TBC,” ungkapnya.

Selanjutnya, klinik kesehatan terpadu di 627 Kecamatan juga penting terbentuk. “Sehingga di sini dihadirkan para ahli terutama tim medis yang secara lengkap untuk mengetahui tentang bagaimana TBC ini agar tidak bisa menular,” tandasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dea Andriyawan
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper