Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jabar Gali Potensi Pengganti Kapas dan Terigu

Produk fesyen dengan bahan serat alam nonkapas sudah mulai bermunculan. Namun, belum ada pelaku industri atau usaha yang menggarap untuk produk massal.
Sejumlah karyawan tengah memproduksi pakaian jadi di salah satu pabrik produsen dan eksportir garmen di Bandung, Jawa Barat, Selasa (25/1/2022). / Bisnis - Rachman
Sejumlah karyawan tengah memproduksi pakaian jadi di salah satu pabrik produsen dan eksportir garmen di Bandung, Jawa Barat, Selasa (25/1/2022). / Bisnis - Rachman

Bisnis.com,BANDUNG—Pemerintah Provinsi Jawa Barat berupaya untuk menggali potensi bahan pengganti kapas dan terigu yang selama ini mengandalkan pasokan impor.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Barat, Noneng Komara Nengsih, mengatakan pihaknya bersama Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) upaya mengganti kapas pada industri dengan menawarkan produk-produk wastra atau kain tradisional non kapas.

Salah satu upaya adalah menggelar Pesona Wastra Jawa Barat yang diikuti oleh 6 desainer profesional, 30 desainer pemula, dan 8 desainer peserta lomba diversifikasi berbahan serat alam.

“Harapannya yang bukan kapas, sebetulnya sudah masuk itu yang dari daun nanas, dari gedebok [pelepah] pisang, dari bambu, dan biduri. Karena kapas kan kita juga impor, harapannya dengan produk-produk ini kita lebih mandiri,” katanya pada Rabu (9/10/2024).

Noneng mengaku produk fesyen dengan bahan serat alam nonkapas sudah mulai bermunculan. Namun, belum ada pelaku industri atau usaha yang menggarap bahan-bahan seperti bambu, biduri dan pelepah pisang untuk produk massal.

Menurutnya yang menjadi tantangan bahan-bahan ini adalah kekuatan seratnya. Oleh karena itu bekerjasama dengan Balai Besar Tekstil pihaknya tengah meneliti bagaimana agar bahan ini bisa kuat, tahan lama dan nyaman ketika dipakai.

“Supaya lebih kuat dari bahan tersebut kita masuk research and development bekerjasama dengan Balai Besar Tekstil. Tapi paralel dengan itu kita coba di pasar juga, supaya bagaimana sih orang menyukai barang tersebut,” katanya.

Hal lain juga berlaku di produk makanan olahan yang masih bergantung pada terigu dan beras impor. Sementara di satu sisi, Jawa Barat memiliki bahan pangan nabati yang bisa dikembangkan.

“Saya pernah melihat kita juga ada perusahaan dari kita yang membuat ubi menjadi past dan sangat disukai oleh beberapa negara,” katanya.

Noneng menegaskan bahwa pengganti bahan dasar tersebut bukan untuk serta merta menggeser beras dan terigu, namun mengurangi ketergantungan impor gandum dan beras.

“Sementara singkong, talas, ubi, itu sangat bagus ditanam di kita, potensinya luar biasa,” kata dia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper