Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ariel Tatum Sukses Perankan Monolog Sang Kembang Bale, Angkat Kesenian Ronggeng Gunung

Suasana mistis dan lirih kerap terasa saat sang pemeran utama, Ariel Tatum menembangkan kidung sunda.
Sang Kembang Bale yang diperankan oleh Ariel Tatum./Istimewa
Sang Kembang Bale yang diperankan oleh Ariel Tatum./Istimewa

Bisnis.com, BANDUNG — Kidung khas Sunda, orkestrasi antara kendang, kenong dan gong terdengar lirih di NuArt Sculpture Park, Sabtu (10/8/2024) malam. Membawa ingatan ke masa lampau di era mahsyurnya Ronggeng Gunung di masyarakat daerah sekitar Ciamis dan Pangandaran.

Dari bawah sinar rembulan, pagelaran monolog bertajuk Sang Kembang Bale (Nyanyian yang Kutitipkan pada Angin) bak menyihir ratusan penonton yang datang. 

Sang Kembang Bale, diperankan oleh Ariel Tatum. Wanita 28 tahun ini sukses memikat ratusan pasang mata dengan tarian dan kidungnya yang seakan menceritakan bait demi bait, kisah hidup sosok bernama Pijar dalam durasi 90 menit. 

Dengan sinjang, pakaian khas Sunda dan selendang berwarna merah, Pijar diceritakan berasal dari keluarga tak mampu di tengah perkampungan di dalam hutan.

Kepedihannya menjalani kehidupan, membawanya pada ambisi untuk merubah garis nasibnya dengan menjadi Ronggeng Gunung; Dicintai sekaligus Disegani masyarakat yang selama ini meremehkan dirinya.

Pijar ditempa dan menempa diri meski dirinya tak mempunyai garis keturunan seorang Ronggeng Gunung. Ketekunannya yang membuat Nyi Asih, sosok yang merubah dirinya menjadi Ronggeng Gunung, jatuh hati dan memberikan sedikit kekuatannya.

Dari panggung ke panggung, dari kampung ke kampung, Pijar mulai memikat banyak lelaki. Tak jarang banyak di antara pria yang rela berkelahi untuk merebut hatinya Pijar.

Lebih dari itu, Pijar yang memiliki pesona luar biasa, tak jarang dianggap bak orang pintar. Sering kali harus meladeni urusan sosial.

Jalan hidupnya menjadi primadona banyak pria tak ayal membuatnya gelisah, bimbang. Seperti wanita lainnya, ia menginginkan memiliki pujangga hati. Meskipun, pada akhirnya dia kembali kukuh untuk menjadi sosok Ronggeng Gunung, yang menghibur banyak orang.

Memasuki babak akhir, kegelisahan dan ketakutan Pijar sebagai Sang Kembang Bale datang kembali menghantui. Ini karena muncul sejumlah penari ronggeng gunung lainnya mulai bermunculan dari tetangga kampungnya. 

Akan tetapi, Pijar tak mengganggap para penari ronggeng gunung itu sebagai saingannya. Tetapi itu menegaskan ia untuk mengabdikan diri untuk menjaga dan melestarikan kesenian khas Sunda itu.

Selama satu setengah jam, para penonton disuguhi pementasan apik yang dimainkan oleh Ariel Tatum berserta empat penari pria, dan tiga pria yang memainkan gamelan gong, kendang serta kenong. 

Sajian Monolog tersebut sukses menghadirkan sosok wanita pekerja keras, mandiri, memiliki visi dan sekaligus tangguh. Suasana mistis dan lirih kerap terasa saat sang pemeran utama, Ariel Tatum menembangkan kidung sunda.

Sutradara Sang Kembang Bale Hellena Sinaga mengatakan, pertunjukan ini merupakan upaya untuk menghidupkan kembali budaya adiluhung kesenian ronggeng gunung yang juga kini menjadi Warisan Budaya Tak Benda.

"Mengangkat tema ronggeng gunung berdasarkan biografi pelaku atau pewaris ronggeng gunung ke panggung pertunjukan adalah salah satu alternatif menghidupkan kembali relasi nilai-nilai dan relasi interaksi manusia dengan manusia, alam dan penciptanya," ujar dia. 

Sementara itu, Ariel Tatum mengaku jatuh cinta dengan perannya sebagai Sang Kembang Bale. Meski banyak sekali tantangannya dalam memerankan tokoh tesebut. 

Selama kurang lebih lima minggu, ia terus mempersiapkan diri seluruhnya mulai dari menghafal naskah monolog, menghafal gerakan menari hingga menembang dengan cengkok khas Sunda. 

"Semua ada pakemnya dan ini semua benar-benar baru buat aku," katanya. 

Program Director Bhakti Budaya Djarum Foundation Renitasari Adrian mengatakan, pertunjukan Sang Kembang Bale merupakan kerja sama Titimangsa dan Bhakti Budaya Djarum Foundation untuk menghadirkan karya yang tak hanya menghibur tapi memiliki nilai budaya dan sejarah. 

"Kami percaya bahwa produksi ini tidak hanya menghidupkan kembali tradisi yang hampir punah, tetapi juga memberikan pengalaman budaya yang mendalam dan inspiratif bagi penikmat seni," pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dea Andriyawan
Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper