Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Upaya Pemkab Kuningan dan BTNGC Cegah Karhutla di Gunung Ciremai

Sekat bakar merupakan jalur yang memisahkan areal dalam hamparan bahan bakaran untuk mencegah dan mengurangi kemungkinan terjadinya kebakaran lebih luas.
Gunung Ciremai/Antara
Gunung Ciremai/Antara

Bisnis.com, KUNINGAN - Pemerintah Kabupaten Kuningan bersama Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC) melakukan pemeliharaan sekat bakar dan merencanakan pembuatan embung di kawasan Gunung Ciremai, Kuningan.

Penjabat Bupati Cirebon Iip Hidajat mengatakan sekat bakar merupakan jalur yang memisahkan areal dalam hamparan bahan bakaran untuk mencegah dan mengurangi kemungkinan terjadinya kebakaran lebih luas.

Pemeliharaan tersebut dilakukan di titik Lambosir-Bintangot-Karangdinging-Batu Kikaidin dan jalur Kebun Raya Kuningan-Blok Kupang.

"Ada dua jenis sekat bakar, yaitu sekat bakar alami yang merupakan bentangan alam sungai, danau, rawa atau jurang. Selain itu, ada sekat bakar buatan yang meliputi jalur parit dan kanal pada lahan gambut," kata Iip, Kamis (8/8/2024).

Ia mengatakan, pembuatan embung perlu dilakukan karena nantinya berfungsi untuk memudahkan pengambilan air pada saat terjadi kebakaran, sehingga tim SAR tidak perlu mengambil air sumber lainnya.

"Mari berkolaborasi untuk hal ini. Kerahkan tenaga dan pikiran semaksimal mungkin. kita memaksimalkan ikhtiar untuk sama-sama merawat dan menjaga Gunung Ciremai," kata Iip.

Pemerintah Kabupaten Kuningan saat ini menerapkan kurikulum Gunung Ciremai dalam muatan lokal (mulok) pada tahun ajaran 2024/2025 untuk jenjang pendidikan sekolah dasar hingga perguruan tinggi.

Iip mengatakan kurikulum Gunung Ciremai diterapkan untuk pembelajaran kepada peserta didik terkait hubungan masyarakat dengan Gunung Ciremai. 

"Selambat-lambatnya mulok Gunung Ciremai harus mulai diterapkan pada Semester genap tahun ajaran 2024/2025. Namun pada semester Ganjil tahun ajaran 2024/2025 harus mulai dikenalkan kepada peserta didik," kata Iip.

"Tujuannya menumbuhkan kesadaran akan lingkungan hidup dan menjaga lingkungan. Untuk memulai kami akan menerapkan di 80 Sekolah penggerak sebagai pilot project," sambungnya.

Iip menyebutkan adanya mulok tersebut bakal mewujudkan Kuningan sebagai kabupaten konservasi.

Menurut Iip, Kuningan merupakan kabupaten konservasi di mana 60% Gunung Ciremai berada di dalam kabupaten tersebut dan sisanya ada di Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Cirebon.

"Banyak manfaat yang kita rasakan terkait keberadaan Gunung Ciremai. Salah satu bentuk rasa syukur dan tanggung jawab kita bersama adalah menghadirkan pembelajaran kepada anak cucu kita untuk menjaga lingkungan, utamanya kepada Gunung Ciremai," ujar Iip.

Selain itu, kata Iip, Gunung Ciremai memiliki 360 mata air untuk masyarakat di tiga wilayah kabupaten. Namun, sebagian mata airnya belum dioptimalkan dengan baik untuk kehidupan masyarakat.

Hadirnya mulok tersebut diharapkan menjadi pembelajaran kepada generasi penerus untuk tetap merawat, meruwat dan merumat Gunung Ciremai, sehingga keseimbangan alam tetap berjalan.

“Saya sudah berpesan agar materi mulok ini dapat mudah dicerna oleh peserta didik dan diterapkan sebagai wujud tanggung jawab kepada Gunung Ciremai," kata Iip.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hakim Baihaqi
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper